29. Something Off

54.1K 8.7K 836
                                    

Hambar. Sona tersenyum pahit menatap makanan di hadapannya. Ini sudah berpuluh-puluh kali dia makan setelah dia sadarkan diri. Tapi tetap saja mulutnya tak mampu merasakan apa pun setiap kali makan dan minum. Sona kira tadinya bubur yang pertama kali dia makan memanglah hambar, tapi ternyata lidahnya lah yang bermasalah.

"Apa itu tak enak?" Tanya Leah hati-hati saat menyadari lagi-lagi wajah Sona merengut setiap kali dia makan.

Sona menggeleng pelan. "Bukan begitu. Sepertinya lidahku yang bermasalah. Aku tak bisa merasakan apa pun semenjak aku bangun. Apa pun yang ku makan rasanya hambar."

Leah terkejut mendengat penuturan Sona. Tapi kemudian berkata. "Aku akan memeriksamu setelah ini, kau bersedia kan?"

Sona tersenyum seraya mengangguk, "Baiklah."

Dia pikir Leah bisa mengobatinya. Mungkin lidahnya tak berfungsi karena efek dari racun Foila yang sebelumnya masuk ke tubuhnya.

Setelah makan, sesuai janjinya Leah memeriksa keadaan tubuh Sona dengan holy magicnya. Tapi aneh, Leah tak menemukan keanehan pada tubuhnya.

"Ini aneh." Leah menatap Sona agak khawatir, "Tubuhmu baik-baik saja. Aku tak bisa menemukan keanehan apa pun."

Sona yang mendengar itu juga ikut heran. Mengapa? Dia bahkan tak bisa merasakan makanan manis yang biasanya dia sukai.

"Mungkin ini terdengar aneh. Tapi... kurasa alasannya berkaitan dengan pikiranmu." Leah tersenyum iba seraya menunjuk ke kepalanya sendiri.

Ah! Maksudnya itu terkait dengan pikiranku? Apa itu berkaitan dengan mentalku?

Entahlah, Sona tak mengerti. Tapi itu mungkin saja, mengingat sudah terlalu banyak beban pikirannya saat ini. Ingin rasanya dia mencurahkan semua isi pikiran serta kekhawatiran dirinya pada seseorang.

Apa dia harus menceritakannya pada Leah? Leah adalah orang baik, dia sangat tulus dan membantunya bangkit. Leah bahkan telah menyelamatkan nyawanya.

Kalau dia menceritakan tentang dia yang sebenarnya berasal dari dunia lain, apa Leah akan mempercayainya?

Meski di dunia ini sihir dan hal ajaib lainnya ada, tetap saja seseorang dari dunia lain tetaplah hal yang tak masuk akal dan sulit dipercaya.

Tapi sosok Leah entah mengapa sangat hangat dan membuatnya nyaman. Dia seperti seorang ibu, meski sebenarnya Sona tak mengerti bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Kalau seandainya dulu dia tak dibuang di panti asuhan dan memiliki keluarga, mungkinkah ibunya seusia Leah dan sebaik Leah?

Lalu... sang permaisuri juga. Kalau saja dia masih hidup mungkin Hero, Genta dan Sona yang asli juga tak akan jadi seperti ini. Tapi itu tidak mungkin, karena didalam cerita asli bahkan tokoh permaisuri tak disebutkan sama sekali. Hanya ada penjelasan bahwa dia meninggal saat melahirkan Sona.

"Leah, aku ingin menceritakan sesuatu padamu." Kata Sona akhirnya memutuskan.

Sona sangat mempercayai Leah, meski di baru mengenalnya sebulan yang lalu. Leah sudah menyelamatkan nyawanya, menyiapkannya tempat tinggal, makanan, pakaian, mengajarinya holy magic, dan bahkan memperlakukan Sona seperti anaknya sendiri. Dia wanita yang sangat baik.

***

"Uhh.. dingin." Keluh Irene menggosok-gosok kedua tangannya saat dia menonton sparing antara Hero dan Genta di tempat latihan para ksatria. "Kenapa aku harus melakukan ini hampir tiap hari?!" Bisiknya protes pada Alphen yang berdiri di sampingnya.

"Ini yang sering dilakukannya." Balas Alphen datar tanpa emosi.

"Dasar sinting, kenapa si palsu itu melakukan hal tidak berguna seperti ini?" Sungutnya mendesah kasar, sementara matanya masih tetap memandang Hero dan Genta.

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now