8. Alterion

93.1K 12.4K 758
                                    

Setelah kejadian Sona menghentikan sparring antara kedua pangeran beberapa hari yang lalu sebuah rumor mulai tersebar. Sebelumnya rumor Sona yang tidur bersama ayahnya yaitu kaisar membuat kekaisaran Alterion jungkir balik, dan rumor juga mengatakan Kaisar Arjen memperlakukan Sona dengan spesial.

Lalu sekarang, rumor Sona yang telah menjinakkan kedua pangeran tersebar dalam semalam. Nina dan Vivian memberi tahu Sona keadaan istana utama sekarang. Semua pelayan dan ksatria dibuat heboh dengan keberadaan Sona yang sebelumnya hanya Putri kecil yang terbuang kini menjadi Putri kesayangan Kaisar dan Pangeran.

Sona berusaha tak memperdulikan rumor itu, tapi tetap saja kini semua pelayan dan ksatria Istana tahu dan ia merasa sedikit tak nyaman ketika berjalan keluar kamarnya.

Nina dan Vivian membawa Sona ke taman istana utama. Sona tersenyum lebar saat sampai disana. Taman itu jauh lebih besar dari taman yang biasa ia kunjungi di istana tuanya dulu.

"Ini alat lukismu Putri." Vivian meletakkan Easel, kanvas, dan peralatan lukis lainnya di pinggir taman.

Sona ingin memulai lukisan baru. Lukisan wajah Genta memang belum selesai, ia mengerjakan lukisan itu dikamarnya secara sembunyi-sembunyi. Ia takut Genta akan melihatnya kalau ia meneruskan lukisan itu diluar kamarnya. Ia yakin akan menyelesaikan lukisan dalam beberapa hari ke depan.

Sona menatap kanvas kosong di hadapannya dalam diam. Ia masih berpikir apa yang harus di lukisnya kali ini sementara itu seseorang datang menghentikan lamunannya.

"Apa yang kau lakukan?" Hero yang tiba-tiba muncul membuat Sona terbelalak kaget.

"Kakak!"

Hero melirik sekilas ke arah kanvas kosong dihadapan Sona dan mengerti kenapa gadis itu berada di taman.

"Apa yang akan kau lukis?" Hero bertanya.

Sona menggeleng, "Aku masih memikirkannya."

"Ku dengar kau memberi Genta lukisanmu." Katanya berdeham dengan canggung.

Sona mengernyit heran, mungkin yang dimaksudnya adalah lukisan danau dan pohon yang memang ada sosok Genta di dalamnya. Ia tak mengatakan apapun, tapi kemudian Hero meneruskan kalimatnya.

"Kali ini lukis aku. Ikut aku ke barak ksatria. Aku akan latihan sementara kau melukis." Ucapnya tanpa meminta persetujuan Sona.

Sial, aku tak bisa menolaknya. Keluh Sona kesal.

Mau tak mau dia mengikuti Hero dengan Nina dan Vivian di belakangnya yang membawakan peralatan melukisnya.

Sir Lenon tersenyum menyapa ketika melihat Sona datang bersama Hero.

Sona merasa tak nyaman dengan peemintaan Hero, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa. Malah kalau bisa, ia ingin menghindari Hero sebisa mungkin. Walau pun plotnya berubah, dan tak sesuai dengan cerita asli, tetap saja Hero adalah orang yang membunuhnya di dalam cerita.

Jadi wajar saja kalau Sona takut dan ingin menghindarinya. Berbeda dengan Genta, ia telah jatuh ke dalam cengkraman Sona. Ia sepenuhnya menyukai Sona, dan melindunginya saat ini. Ia bisa bergantung pada Genta.

Sementara Arjen, Sona masih belum tahu. Laki-laki itu terlalu sulit untuk dihadapi. Meski sekarang ia bisa memanggilnya 'papa', Sona tak berani bersikap manja padanya seperti ia bersikap manja pada Genta.

Sona menghela napas berat seraya melukis Hero yang tengah bertarung dengan pedangnya. Sosok gagah Hero terpatri dengan jelas di kepala Sona hingga ia bisa dengan cepat melukisnya. Dalam satu setengah jam ia berhasil menyelesaikan lukisan itu. Itu waktu yang singkat dibandingkan lukisan-lukisannya yang lain.

Bad Princess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang