12. Terimakasih

85.4K 11.3K 315
                                    

"Apa yang terjadi? Kenapa para pelayan terlihat sangat sibuk?" Tanya Sona heran pada Genta. Mereka kini tengah berjalan santai menuju barak ksatria area tempat latihan berpedang.

Sona seringkali mengikuti Genta latihan, atau Hero yang belajar di perpustakaan. Bahkan terkadang ia mengikuti Arjen yang rapat dengan para pejabat untuk menguping dan mempelajari tentang struktur hukum dan politik kekaisaran ini.

Genta terkekeh lalu mengacak-acak rambut Sona. "Besok ulangtahunmu, kau lupa?"

"Ah!" Sona benar-benar lupa. Ia meringis karena sepertinya Arjen terlalu berlebihan membuat perayaan untuk ulangtahunnya. Itu terlihat dari seberapa sibuknya semua pelayan di istana.

Mata Sona kembali berbinar kerika nemikirkan sebuah ide. "Kalau begitu, sebagai kado aku ingin kakak mengajariku--"

"Tidak." Genta memotong kata-kata Sona.

"Aku bahkan belum selesai bicara!" Rengek Sona kesal lalu memukul-mukul lengan Genta dengan gemas.

"Haha, bodoh. Aku tahu isi pikiranmu!" Genta terkekeh lalu berlari meninggalkannya.

"Kakak!" Jerit Sona kesal lalu berlari mengejarnya.

***

Sona berkeliling ke sekitar baraks para ksatria sementara Genta fokus pada latihannya bersama Sir Lenon. Seorang ksatria istana muda bernama Alphen yang ditugaskan oleh Sir Lenon untuk menjaganya terus mengikuti dibelakangnya.

Alphen memiliki rambut cokelat tua, mata cokelat terang, kulit sawo matang, dan wajah manisnya. Umurnya sekitar empat belas atau lima belas tahun. Alphen sangat pendiam, tapi Sona bisa melihat Alphen yang terus menerus memperhatikannya dengan dengan penasaran. Bocah itu terlihat lebih dewasa dari cara berprilakunya, tak sesuai dengan umurnya.

Sona berhenti di salah satu belakang baraks yang terdapat tembok tebal dan tinggi. Karena Sona sudah mempelajari cetak biru istana kerajaan di perpustakaan, ia tahu kalau tembok ini mengarah langsung keluar istana. Baraks para ksatria terletak di bagian terluar utara istana utama yang berbatasan langsung tak jauh dari pemukiman pribumi.

Sona menatap tembok tebal itu dengan serius, tiba-tiba ia teringat dengan insiden kecil di dalam cerita yaitu, beberapa ksatria sering menghilang ketika waktu latihan yang kemudian langsung dicopot posisinya oleh Kaisar sendiri.

Dikatakan bahwa mereka terkadang membolos lewat jalan rahasia yang ada di belakang baraks yang berupa seperti lubang seukuran orang dewasa. Dikatakan kalau lubang itu sangat tersembunyi di daerah yang tak pernah di lalui orang dan daerah yang luput dari perhatian.

Dimana letaknya? Bagaimana cara aku menemukannya di area yang begitu luas seperti ini? Keluh Sona kesal.

Apalagi Alphen terus mengikutinya dan tak membiarkannya sendiri barang sedikitpun. Kalau saja ia bisa menemukan lubang itu, maka rencananya untuk pergi dari istana tak akan mustahil.

"Guk!"

Sona terlonjak kaget dan berhenti berjalan saat mendengar suara anjing. Lima meter di depannya kini berdiri anjing putih besar, yang bahkan lebih besar dari tubuhnya.

"Waaaa!" Dengan cepat ia berbalik dan berlari ke arah Alphen lalu bersembunyi dibelakang bocah itu. Tanpa sadar tangannya menggenggam erat ujung baju Alphen. Sona takut pada anjing, apalagi ukurannya mirip dengan serigala yang hampir menerkamnya beberapa waktu lalu.

"A-ayo pergi." Ajak Sona menarik-narik baju Alphen. "Aku benci anjing!"

"Baik Putri." Jawab Alphen patuh lalu tanpa terduga mengangkat tubuh Sona dan menggendongnya.

Bad Princess (END)Where stories live. Discover now