Part 17🌻

15.4K 1.9K 56
                                    

Aku tidak tahu mengapa saat kamu sibuk sendiri dengan dunia barumu, aku merasa terabaikan.

-Albar Fatahillah

===

Disebabkan Gus Fatah merasa harus bergantian tugas dengan Liana yang tadi telah membuatkan tamunya minuman, saat ini jatah dia untuk mencuci gelas kotor sebelum nantinya pergi ke kamar untuk tidur.

"Albee udah ngantuk belum?" tanya Liana yang berdiri di dekat suaminya, menunggu pria itu menyelesaikan pekerjaannya. "Udah?" Liana melontarkan pertanyaan lagi karena Gus Fatah tak kunjung menjawabnya.

Masih saja tak kunjung membuka mulut, tentu saja membuat Liana menundukan kepala secara perlahan dengan pikiran yang overthinking sendiri. Rasa takut tatkala mengingat ucapan Gus Fatah saat di teras ndalem Abah mertuanya sore tadi tentang poligami menghantui dirinya tiba-tiba.

Gus Fatah bersikap berbeda padanya sejak kedatangan Holif tadi, pria itu mengacuhkannya dan itu menyakiti hatinya! Liana menelan salivanya sangat susah seraya melangkah pelan guna beranjak dari dapur menuju kamar terlebih dahulu.

Mungkin kalo aku perbolehkan Albee poligami, beliau akan berhenti mengabaikanku, pikir Liana disela-sela langkahnya.

"Mau ke mana?" tanya Gus Fatah yang akhirnya mau buka mulut. Liana menghentikan langkahnya sejenak tanpa menoleh ke belakang.

"Kamar." jawabnya yang setelah itu tak mendapatkan balasan dari suaminya sampai pria itu menyelesaikan cuciannya ketika kakinya baru saja akan menepak di lantai ruang keluarga.

"Aku marah sama Dinda," ucap Gus Fatah sambil membalikan badan.

Butuh waktu beberapa detik untuk Liana mencerna ucapan suaminya sebelum akhirnya juga ikut membalikan badan tanpa mengangkat kepalanya yang masih saja menunduk. Liana mengangguk sekali.

"Maaf." Lalu wanita yang masih saja overthingking tapi lebih ke negative thingking akan suaminya itu memutar badannya lagi untuk melanjutkan ayunan kakinya pergi ke kamar.

Gus Fatah tersentak mendapati istrinya bersikap sedemikian rupa. Tapi walau begitu ia yang memang sedikit marah tentu tak mau mengejar Liana untuk menanyakan perihal yang telah terjadi sampai membuatnya cuek padanya. Lantas pria itu pun kemudian juga beranjak dari dapur menuju kamar tidur. Tidak, dia tidak merasa sedang mengajar Liana, hanya saja dari lubuk hatinya terdalam mengakui tidak ada tempat yang akan terlihat bagus dan terasa nyaman lagi di dunia ini melainkan ditempat itu juga terdapat istrinya.

Tibanya di kamar, Gus Fatah melihat istrinya tengah bermain ponsel sembari senyum-senyum sendiri di tepi ranjang. Ia tersenyum kecut karena Liana tak menyambutnya, bahkan lebih parahnya lagi wanita itu tak meliriknya sama sekali, benar-benar sangat sibuk dengan dunia barunya.

"Banyak banget followers barunya," ucap Liana yang belum lama ini membuat instagram, tapi sudah mendapatkan 200 lebih followers dari banyak kalangan.

Ting!

"Ada pes–"

"JANGAN ABAIKAN AKU!" peringat Gus Fatah sangat keras dan tegas saat Liana tak kunjung melepaskan diri dari ponsel.

Jantung Liana langsung berdegup cepat karena dia tak biasa dibentak juga tak biasanya suaminya berbicara seperti itu. Ia pun lalu dengan tangan gemetaran meletakan ponselnya di ranjang. "Ma-maaf, maaf ka-kalo b-buat G-Gus F-Fatah marah, ma-maafin a-aku," ucapnya dengan nada bergetar sambil berdiri dengan kepala yang ia tundukan.

Gusmu Imamku √Where stories live. Discover now