Part 30🌻

15.5K 1.3K 57
                                    

Ini hanya jarak sesaat, tapi kamu malah mengabaikan rinduku yang sangat memuncak dan sangat ingin  segera melihat wajahmu.

-Liana Al-Matin

===

Dinda:
Udah sampe mana, Bee?

Sebaris kalimat pesan masuk ke aplikasi hijau Gus Fatah saat mobil yang di kendalikan Amru baru saja melesat setengah jalan menuju Sunan Ampel.

"Mas Fatah!" panggil Nafis pada mamasnya yang duduk di kursi belakang.

"Kenapa?" tanya Gus Fatah sambil menoleh sekilas, karena ia harus membalas setiap pesan yang kekasihnya kirimkan padanya.

Anda:
Baru sampe jalan raya😂

Dinda:
Gak usah becanda😤

"Pinjem HP dong, Mas. Mau main game," pinta Nafis yang sangat suka meminjami ponsel saudara-saudaranya hanya untuk bermain game.

"Ponselnya lagi sibuk," Gus Fatah mengetikan balasan lagi atas pesan Liana tadi.

Anda:
Nanti kalo udah sampe sana kamu aku kabarin ya, Nda? Sekarang off dulu, hp  mau dipinjem Butet😔

"Pelit banget sih sama adeknya sendiri,"

"Ck, mau main game apasih kamu, Buteeet? Di hp Mas itu nggak ada permainan sama sekali,"

"Ya pokoknya pinjem," ketus Nafis sembari merebut kasar ponsel mamasnya. Lalu ia tersenyum lebar saat ponsel sudah berada di tangannya. Segera, ia membuka play store untuk mendownload game masak-masakan.

"Liana udah ngisi belum, Le?" tanya Ummi Juwariyah pada anaknya.

Gus Fatah menggeleng kaku. "Nggak tau, Ummi. Hehehe." jawabnya dengan kekehan kaku juga

"Kamu ini gimana sih? Kok malah nggak tahu?" Heran Ummi Juwariyah sembari membuka bungkusan sukro untuk beliau makan isinya."Apa tanda-tanda kehamilannya belum kelihatan, Le?" Sambungnya dengan pertanyaan.

"Mas Patah tuh nggak peduli sama mbak Liana, Mi," sahut Nafis sambil menghapus satu persatu aplikasi penting yang ada di ponsel mamasnya, tanpa orang lain ketahui. Salah sendiri ruang penyimpanannya sudah penuh.

Sebenarnya Gus Fatah memiliki ponsel bagus yang tempat penyimpanannya juga cukup banyak. Tapi, karena pria itu sungguh sangat suka melihat dan mendengar ceramah kyai-kyai ASWAJA, contohnya: Habib Umar al hafidz, Habib Ali Al-Jufri, Habib Luftfi bin Yahya, Gus Baha dan kyai-kyai NU lainnya yang hampir semua ceramahnya nampak di beranda awalan youtube, pasti ia unduh. Untuk dilihat bersama sang istri setelah selesai mengajar ngaji para santri.

Jujur saja, Gus Fatah tak menyukai ceramah orang yang isinya teriak-teriak kontroversi yang menyebabkan perpecahan bangsa. Sungguh, Gus Fatah tak menyukai itu. Ia lebih suka ceramah yang lemah lembut bahasanya dan juga di sisipkan guyonan, seperti ceramah menenangkan Gus Baha, contohnya.

"Tadi malam sih Liana sakit, Mi. Mual-mual gitu," jawab Gus Fatah atas pertanyaan Ummi-nya.

"Aku aja kalo sakit sering muntah-muntah tuh, Mas." sahut Nafis lagi, sembari menunggu game masak-masakannya selesai terunduh.

"Diam Nafiiis," perintah Gus Amru sambil melirik adik perempuannya dari spion dalam mobil.

Nafis mendengus kesal. Tapi langsung menguapkan kekesalannya dengan bermain permainan yang telah selesai diunduh.

Gusmu Imamku √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang