Part 18🌻

21.4K 1.8K 62
                                    

Segalanya terasa indah jika dilakukan bersamamu.

GUSMU IMAMKU

===

Pagi ini setelah beberapa menit lalu menyelesaikan salat subuhnya di masjid, dan dikala Gus Fatah baru saja akan memulai tadarus Quran, Liana yang baru keluar dari kamar mandi berjalan ke arah nakas yang berada di samping ranjang karena dia ingin mengambil ponselnya yang tergeletak di sana.

Lalu saat ponsel telah berada di gengamannya, Liana pun lantas pergi ke dapur untuk segera masak makanan yang akan digunakannya sebagai sarapan bersama suaminya nanti. Tujuannya mengambil ponsel kali ini hanya karena dia ingin mencari resep sarapan enak namun simpel di internet.

"Gak gak. Mendingan aku masak sayur sop, tahu, dan tempe aja, simpel." ucap Liana ketika dia terlalu pusing melihat beragam menu sarapan di layar ponsel.

Beruntung sewaktu mondok dulu Liana sering bantu-bantu masak di dapur ndalem abah kyainya. Jadinya dia tahu dan sangat bisa membuat makanan yang disebutkan tadi. Tapi sebelum mengambil sayuran di kulkas untuknya membuat sop, Liana ingin terlebih dahulu memasak beras di rice cooker.

"Ya Allah, berasnya udah habis ternyata." gumam Liana yang tak menemukan sebiji pun beras di wadah tempatnya biasa menyimpan. "Ah ya, ini kan emang udah waktunya belanja bulanan," sambungnya saat mengingat terakhir kalinya belanja beras dan kebutuhan lainnya bersama suaminya di swalayan bulan lalu.

"Sayuran masih ada nggak yaa?" Liana berjalan ke kulkas untuk mengecek sayuran yang akan dibuatnya untuk sop nanti. "Maa syaa Allah, bisa-bisanya cuma tinggal wortel sama kentang doang? Hihih." Pintu kulkas yang baru saja terbuka ia tutup kembali, lalu dengan rasa percaya diri Liana pergi ke kamar tidurnya.

Pintu kamar dibuka dan matanya langsung tertuju pada Gus Fatah yang tengah membaca Al-quran di dekat ranjang. Ia pun lalu berjalan menuju suaminya untuk melihat sudah sampai mana pria itu membaca kalam Tuhan.

Liana mengangguk-anggukan kepala saat dilihatnya Gus Fatah kurang 3 lembar lagi untuk menyelesaikan 1 juz-nya. "Bentar lagi selesai." lirihnya yang akhirnya memilih duduk di dekat suaminya.

Liana tidak melanjutkan aktivitas pagi dengan melakukan hal lain sembari menunggu Gus Fatah merampungkan kebutuhannya pada sang Khalik, karena sebelum pergi ke masjid tadi dia sudah membersihkan kamar dan juga memutar mesin cuci. Soal membersihkan ruang tamu dan ruangan lainnya di ndalem ini, tentu nanti sebelum ia berhasil menuntaskan kegiatannya, Gus Fatah pasti akan terlebih dahulu menyelesaikan ngajinya.

Dengan cermat Liana menyimak lantunan ayat suci Gus Fatah sampai 6 menit kemudian pria itu menutup Al-quran yang artinya beliau telah rampung tadarus. Gus Fatah yang sadar ada Liana di dekatnya, menoleh ke arah wanita itu seraya tersenyum lembut. "Kenapa kamu?" tanyanya yang kemudian berdiri untuk meletakan Alquran ke tempatnya semula mengambil.

Liana juga ikutan berdiri dengan senyuman sumringah. "Belanja yuk, Bee!" ajaknya.

"Udah pada habis ya?"

Liana mengangguk beberapa kali.

"Hayo siapa yang habisin?" tanya Gus Fatah menggoda dengan wajah sok seriusnya.

Liana mencubit pelan pinggang Gus Fatah yang membuat pria itu tersentak kaget seraya mengaduh. "Awww, aw, ish aww Dinda lepasiiin, gelii, gelii beneran, Sayangkuu." pinta Gus Fatah sambil berusah menjauhkan diri dari Liana yang malah mengejarnya.

"Masa gitu aja geli sih, hahahah," Liana tertawa terbahak tak percaya jika Gus Fatah mempunyai kelemahan seperti itu.

"Udah dong Nda, berhentiii," pinta Gus Fatah dengan wajah menyedihkan lalu memilih mengambil tindakan dengan menahan kedua pergelangan tangan Liana memakai kedua tangannya.

Gusmu Imamku √Where stories live. Discover now