Part 03🌻

46.7K 4K 54
                                    

Akan kumulai kisah cinta yang takkan pernah kau lupakan, Ning-Albar Fatahillah

===

"Astaghfirullah, ayo sih Mbak Liana! Jalannya buruan!" Kesal Syarifah karena Liana tiba-tiba berubah menjadi lelet saat mengayunkan kaki.

Liana menguap malas sambil melirik Syarifah tanpa minat, "Kamu kenapa buru-buru sih, Sya? Yang dijemput dan mau pulang kan aku," ujar Liana yang saat ini dirinya dan Syarifah tengah berjalan menuju ndalem Abah yang sudah ada Gus Fatah menantinya di sana.

"Yakan aku nggak sabar buat cuci mata liat ketampanan gus Fatah," balas Syarifah yang malah terkekeh pelan.

"Istighfar sana!" Liana bertambah malas dengan Syarifah seraya terus menyeret koper baju dan kitab-kitab ngajinya yang ia masukkan ke dalam kardus yang dijinjing.

"Ish buruan loh Mbak! Sampeyan keburu di tinggal nanti sama gus Fatah," kesal Syarifah yang dengan wajah ditekuk sebab tak sabar untuk melihat Gus Fatah untuk kedua kalinya.

"Biarin." ujar Liana yang mengubah ritme langkahnya menjadi lebih lambat dari sebelumnya.

Dasar Syarifah, gimana mau ditinggal kalo niatnya ke sini aja mau jemput aku.

"Mbak Liana!" panggil Luluk yang datang dari arah depan Liana dengan tangan kanan membawa spatula, ah sepertinya perempuan itu habis dari dapur ndalem, pikir Liana.

"Kenapa Mbak Luluk?" tanya Liana yang mempercepat langkahnya untuk segera menghampiri Luluk yang juga berjalan cepat ke arahnya.

"Mbak Li diperintah Ummi buat buru-buru ke ndalem," jawab Luluk.

"Oh iya Mbak, iya." Setelah itu pun tanpa pikir panjang, sekuat tenaga Liana berjalan cepat ke ndalem abah kyai dengan tangan kanan dan kiri membawa beban yang cukup berat.

"Dasar mbak Liana, gak jelas." desis Syarifah yang juga mempercepat langkahnya saat mengikuti Liana.

"Kamu nggak ada niat bantuin aku, Sya?" tanya Liana saat menoleh ke samping kirinya yang sudah ada Syarifah di sana.

"Engg–"

Bruk!

"Awwshh ...," rintih Liana karena tubuhnya tiba-tiba di tabrak secara sengaja oleh seseorang dari arah kanannya.

Spontan Liana berhenti dan menoleh ke samping untuk melihat siapa pelakunya, ia terperangah kaget karena ternyata teman pondoknya yang telah boyong beberapa tahun lalu sebab sudah waktunya menikah lah, dalangnya.

"Maaf ya Mbak Li, sengaja," ujar Fajriyah, nama dari orang tadi.

"Fajriyah?" Liana mengembangkan senyumnya dengan sangat lebar, ia merindukan sosok teman di depannya itu.

Syarifah memutar malas kedua bola matanya. "Ning Liana tolong ya tolong! Sampeyan itu udah disuruh ke ndalem abah kyai sama Ummi, jadi jangan stop-stop mulu deh ya," sahut Syarifah, karena Liana baru saja akan memulai bercakap ria dengan Fajriyah.

Bisa dikatakan hubungan Syarifah dan Fajriyah tidak begitu dekat, sebab baru 1 tahun dirinya mondok di sini Fajriyah malah sudah boyong terlebih dahulu. 1 tahun sebenarnya cukup baginya untuk dekat dengan temannya Liana itu, tapi karena 1 tahun pertamanya itu ia harus menjadi santri baik, hari-harinya hanya di isi dengan belajar dan terus belajar. Sekalinya istirahat hanya akan bermain dengan Liana, sebab hanya perempuan itu lah yang nyambung dengan dirinya.

"Oh ya Fajriyah, aku ada urusan mendadak nih, aku duluan ya," panik Liana yang akan pergi melanjutkan jalannya. Tapi tiba-tiba pergelangan tangannya di tahan oleh teman lamanya itu.

Gusmu Imamku √Where stories live. Discover now