Part 09🌻

35.1K 2.8K 318
                                    

Semuanya telah tertulis secara rapih dan indah di Lauhul Mahfudz, kita hanya harus percaya jika semuanya akan baik-baik saja sebab sudah ada yang mengaturnya. -Gusmu Imamku

===

Aktivitas Gus Fatah mulai pagi ini sudah lumayan normal seperti biasanya, bedanya hari ini sampai hari-hari seterusnya akan lebih berwarna lagi sebab hadirnya sang istri di hidupnya. Dan dikarenakan pagi ini ia akan pergi mengunjungi tempat makan yang telah dirintisnya beberapa tahun lalu, sebelum pergi itu, dirinya harus terlebih dahulu pergi menghampiri Liana yang tengah berkutik di dapur membuat sarapan.

Gus Fatah melangkah pelan memasuki dapur untuk diam-diam melihat apa yang sedang istrinya lakukan di sana. Ah ternyata sedang memasak ikan, pikirnya ketika dari belakang Liana, ia melihat wanita itu tengah asik menggoreng ikan lele untuk menu sarapan kali ini.

Gus Fatah menyunggingkan senyum ketika dirasa fokus istrinya hanya pada ikan itu. Terlalu aneh jika hanya saling diam-diaman, ia pun lalu melontarkan pertanyaan sebagai basa-basi.

"Masak apa?" Satu pertanyaan yang tak perlu Gus Fatah tanyakan terucap begitu saja sebab dirinya tak menemukan pertanyaan yang lebih bagus untuk sekedar basa-basi saja.

"Maunya masak apa?" tanya balik Liana seraya mengecilkan api di kompor karena ia akan berpindah tempat untuk gantian menumbuk bumbu makanan yang nantinya akan dimasak.

"Dinda bisanya masak apa aja?" tanya Gus Fatah mendekati Liana sampai posisinya berada tepat di belakang wanita itu.

"Gak tau," Liana mengedikan bahu.

"Kok gak tau sih?"

"Ya Albee maunya makan apa? Nanti kalo aku bisa, aku buatin," Liana kembali ke tempat penggorengan untuk memeriksa ikan lelenya.

"Jeroan Dinosaurus, bisa?" Gus Fatah kembali berjalan mendekati istrinya.

"Jeroan Dinosaurus?" beo Liana dengan dahi mengernyit. "Albee mau itu?" tanyanya seraya membalikan badannya ke arah Gus Fatah yang tengah tersenyum kepadanya.

Gus Fatah mengangguk pelan.

"Ya udah, berburu ke zaman prasejarah sana," balas Liana dengan tangan menyilang ke dada. "Aku tunggu," sambungnya seraya tersenyum mengejek.

Gus Fatah mengulurkan tangannya pada Liana seakan ingin bersalaman.

"Ada apa?" Liana ikut-ikutan mengangkat tangannya dengan wajah bingung.

"Pamitan, mau berburu," jawab Gus Fatah yang membuat Liana loading sejenak sebelum terkekeh pelan seraya mencium tangan suaminya.

"Hati-hati ya Bee," ujarnya lalu mengangkat kepalanya tanpa melepaskan genggaman tautan satu sama lain setelah ia mencium punggung tangan suaminya tadi.

Gus Fatah juga terkekeh bersamaan dengannya menarik pelan istrinya ke dalam pelukannya. "Peluk dulu bentar," ucapnya saat ia tak mendapat respon dari Liana.

Liana terdiam masih dalam suasana canggungnya. Tapi walau begitu ia perlahan mengangkat tangannya yang telah terlepas dari suaminya untuk membalas pelukan prianya itu.

"Aku mau keluar bentar buat liat kondisi warung makan," ucap Gus Fatah.

"Albee punya warung makan?" tanya Liana  kaget seraya melonggarkan pelukannya.

Gusmu Imamku √Where stories live. Discover now