DASA 16

50.7K 6.4K 3.3K
                                    

Selepas kepergian putrinya, Liam mulai bersimpuh lutut sambil mengetuk-ngetuk dadanya yang terasa sesak.

Tiara, semua hal tentang Tiara kembali bermunculan seperti kaset rusak. Kalimat menohok Asa benar-benar menusuk sampai ke dasar hati.

Liam menatap foto Tiara berukuran 16 R yang tergeletak pecah di lantai. Pria itu menyingkirkan beberapa pecahan kaca frame, sebelum akhirnya memeluk foto itu dalam tangis.

"Tiara," Liam terisak. "Asa, Asa, aku udah hancurin hidup Asa."

Moment-moment akhir sebelum Tiara meninggal semakin menghantuinya...

"Maaf, maafin aku, Tiara. Kalau aku nggak mabuk waktu itu, kalau aku nggak dikasih obat perangsang waktu itu. Kamu nggak perlu lewatin ini semua, maafin aku."

Tiara mengusap kepala Liam. "Nggapapa, Kak. Aku nggak pernah nyalahin kamu."

"Cepet sembuh, Tiara. Aku udah ke penghulu, nanti kalau kamu sembuh kita langsung nikah. Aku diusir sama Papa, sekarang aku lagi nggak ada uang lebih buat resepsi. Gapapa kan nggak pakai acara besar-besaran? Yang penting kita sah."

"Aku udah beli rumah, nggak besar banget emang, tapi itu udah cukup buat kita tempatin." Liam tersenyum sambil memegang tangan Tiara yang terbaring di rumah sakit setelah melahirkan Asa.

"Oh iya, aku juga ambil management, aku bakalan lanjut ambil MBA terus bikin perusahaan besar. Biar kamu nggak perlu khawatir lagi sama uang, dan Asa, Asa nggak akan kekurangan, dia akan jadi anak yang paling beruntung di dunia. Hm?"

"Tanah di samping rumah juga masih kosong, nanti kita bangun taman atau kolam renang, kamu bisa milih sesuka kamu. Aku, aku, aku nggak akan bikin kamu kerja berat, kita bakalan punya tiga pembantu."

"Dan kamu, kemana pun kamu pergi bakalan aku turutin. Katanya kamu pengen keliling dunia, kan? Kita bisa pergi liburan, sama Asa juga. Kamu seneng, kan?"

"Kak Liam--" lirih Tiara berusaha menghentikan ocehan melejit Liam.

"Kita bakalan anterin Asa ke sekolah, liat dia nemuin hobinya, dukung semua potensinya. Kita bakalan bikin Asa bahagia sama-sama, aku janji, Ra--"

"Kak Liam," Tiara berusaha memanggil lagi.

"Hm?" Akhirnya Liam berhenti mengocehkan masa depan.

DASA (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu