DASA 38

47.6K 6.1K 6.8K
                                    

"Lagi apa?" tanya Rey pada Asa melalui sambungan earpiece.

"Habis mandi," Asa sepertinya sedang mengeringkan rambut dengan hairdryer, suaranya terdengar sangat jelas.

"Habis mandi, ngapain lagi?"

"Nggak tau, Rey."

"Coba nyalain turntable," Rey mendudukkan pantatnya di ruang osis. "Udah Rey siapin musik buat Debay."

Di sebrang sana, Asa menggeser jarum di alur gelombang permukaan piring hitam yang terputar. Lalu sinyal suaranya pun tersalurkan ke preamplifier dan amplifier, sehingga akhirnya dapat ia dengar dengan sempurna.

Mozart, Sonata in D-Mayor. Dentingan piano terus mengalun indah, Asa tersenyum sambil mengusap perutnya yang membesar.

"Ayah angkatmu baik ya, Nak?"

Diam-diam, Rey ikut tersenyum mendengar kalimat itu. Sepuluh menit lagu berputar, Rey menggunakan waktunya untuk rapat osis kilat.

"Sekarang lagi apa?" tanya Rey sambil berjalan melewati koridor sekolah.

"Mau masak Rey, laper--"

"Jangan! Udah Rey pesenin go-food, sebentar lagi sampai sana."

"Hehee, makasih Mas Husbu."

"Awwwchhh," Rey mleyot ke dinding sekolah sambil tersenyum ga jelas, hal itu sontak membuat beberapa anak Cassy menatapnya dengan alis tertaut bingung.

Sadar, Rey berdeham dan berdiri tegak. Dia pura-pura merapikan seragamnya, lantas kembali berjalan hingga memasuki perpustakaan. Stay cool.

"Udah dateng barusan," info Asa disusul derungan motor menjauh.

"Selamat makan, By."

"By apaan lagi?"

"Byni," Rey mengembalikan buku psikologi yang kemarin ia pinjam, kemudian berjalan ke rak besar.

"Ya ampun. My, udah makan?"

"My?" Rey mengerutkan kening.

"Suamy."

"Ouuuchhhh," Rey memegang dadanya, kemudian oleng ke rak buku. "Lagi, By."

"Suamy udah makan?"

"Udaaaaaaaaaaaaah," Rey mencak-mencak halus di rak sepi sana. "Jadi pengen cepet-cepet pulang."

Mereka kembali mengobrol. Asa sambil makan, sementara Rey sambil membaca buku dengan posisi duduk di lantai dan punggung menyandar di rak buku.

***

"Iya, By. Hehehee," Rey terlalu fokus pada Asa sehingga tidak sadar jika pria itu sedang menjadi pusat perhatian di kelasnya.

"Iya, ikannya emang gemoy kayak yang ngomong." Rey mepet ke dinding sambil mengelus cicin couple yang melingkar di jari manisnya.

"Itu, By. Makanannya ada di rak atas deket akuarium--"

"Ekheemmm," deham Pak Anayam yang tidak dihiraukan oleh Rey.

"--Udah ketemu belum, By?"

Rey senyam-senyum seperti orang kerasukan hantu bucin. "Suka ikan, By? Mau Rey bikinin kolam ikan besok?"

DASA (END)Where stories live. Discover now