DASA 35

58.2K 6.7K 7.3K
                                    

Srkk! Bug!

"Ahh...," Rey mendesah, urat di lengannya mulai bermunculan.

Usapan lembut Asa itu membuat napas Rey tertahan, tubuhnya semakin menggeliat di atas ranjang milik Asa. "Sa, aahhh."

Rey mengepalkan tangan sambil menatap langit-langit kamar, cahaya pagi sudah menembus gorden tipis di jendela besar sisi samping. Motif kotaknya mulai membuat gambar di langit-langit ruangan, sepertinya sudah hampir pukul setengah tujuh pagi.

Tubuh Asa bergerak, dada besarnya mulai terpepet di tubuh Rey. Tangan mungil itu lagi-lagi menyentuh barang berharganya hingga terbangun.

"Mmmpphhh," Rey tidak bisa menggerakkan tubuhnya, Asa masih tertidur dengan posisi tubuh memeluk Rey.

"Ahhh," Sejak beberapa waktu lalu, Rey terus mendesah karena Asa berhasil membangunkan sang adik.

Rey mengangkat kepalanya, menatap miliknya yang kini sedang disentuh oleh Asa tanpa gadis itu sadari. "Ahhh, Asaaaaaaa. Sshhhh,"

Rey ingin menyingkirkan tangan Asa, tetapi tidak kuat karena nafsunya mulai terbangun.

"Aaahhh," Rey menutup wajahnya menggunakan lengan kanan, sementara lengan kirinya sedang cosplay menjadi bantal Asa.

Tit! Tititit! Tit! Ti--

Rey buru-buru mematikan alarm yang sudah tertunda beberapa menit, takut Asa terbangun. Jika boleh jujur, Rey masih ingin menikmatinya.

Dengan tatapan lurus melihat ke atas, Rey meneguk salivanya sambil membelai kepala Asa.

"Sa, pengen, ahhhh!" Rey lagi-lagi menutup wajahnya dengan lengan tangan.

Sejurus kemudian, tangan Asa bergerak, membuat sedikit remasan di atas sana yang sontak membuat Rey memekik. Rey semakin geli dibuatnya.

Asa terbangun, dia pun segera menjauhkan tangannya dari barang Rey. "Maaf, Rey. Aku nggak tau--"

"Tanggung jawab, Sa!" Rey melirik Asa tajam, lalu mulai berubah attached. "Rey pengen."

"Rey!" Asa blushing, terlebih lagi dia baru saja memegang barang Rey. "Ada debaynya."

"Arghhhhh," Rey memutar tubuhnya memeluk Asa, hormonnya semakin meningkat. "Udah bangun dari tadi ini."

Asa mengulum senyum sambil mengusap rambut Rey yang terbenam di bawah dadanya. "Besar juga punya kamu, Rey. Tapi punya Elvan--"

"Wah, wah, wah!" Rey langsung berubah duduk. "Asa mau banding-bandingin punya Rey sama cowok brengsek yang sering celup sana sini sembarangan? Wah."

Rey ngambek, dia memunggungi Asa. "Nggak asik ah, burung shaming itu namanya. Malesin."

"Rey!" Asa memegang pundak Rey. "Belum selesai ngomong juga udah ngambek gitu aja."

"Apaan sih?" Rey menepis tangan Asa ngambek.

"Dih beneran ngambek?" Asa menyembulkan kepala melihat wajah Rey.

"Siapa yang ngambek? Males aja!" Rey memunggungi Asa lagi.

"Ya ampun, Rey. Jangan ngambek dong!" Asa menoel-noel pipi Rey.

"Apaan ish?" Rey menepis tangan Asa pelan, lalu melipat tangan di bawah dada.

"Mas," panggil Asa sedikit merayu agar Rey berhenti merajuk.

"Ih geliiiiiiiii!" Rey menutup telinga, mendengar Asa memanggilnya Mas sangat menggelikan.

DASA (END)Where stories live. Discover now