DASA (END)

DASA 26

"Akh!" Elvan menekan jantungnya yang terasa sangat sakit, tubuhnya berkeringat, diikuti cairan kental yang menetes di wastafel putih bersih.

Elvan menyeka darah yang lagi-lagi keluar dari hidung, akhir-akhir ini ia sering mimisan. Pria berkaus putih oversized itu membasuh wajahnya berkali-kali, dadanya sedikit tersengal hanya untuk mengais oksigen di udara.

Elvan menatap wajahnya yang terlihat sangat pucat di pantulan cermin kamar mandi, dia pun duduk di lantai dengan kepala menyandar di dinding keramik sisi wastafel.

Elvan rindu Asa, dia ingin sekali bertemu dengan Asa. Tetapi Rey selalu melarangnya, padahal Elvan hanya ingin melihatnya, meski hanya sekejap saja.

Nyeri itu lagi-lagi menyerangnya, sejenak Elvan pejamkan matanya untuk menahan rasa sakit yang menyerang secara tiba-tiba itu.

Lalu, ingatan masa lalu pun menyergapnya tanpa permisi...

Sore itu, Elvan beranjak dari ranjangnya sambil membenarkan kancing celana hitam yang baru saja ia kenakan.

Di atas ranjang milik Elvan, Clara merubah posisinya menjadi duduk. "Lima juta, El. Tf ke rekening biasa."

"Anjing, mo malakin gue lo? Punya Asa lebih enak dari pada lo, tapi dia gapernah minta duit, Fuck. Lonte banget lo!"

Clara melempar bantal yang berhasil Elvan hindari. "Enaklah orang yang absen cuma punya lo doang. Cepet ah! Gue butuh banget, tf buru! Gue maksa!"

Elvan melempar sepuluh lembar uang seratus ribuan tepat di wajah Clara. "Besok malem gue kasih, tapi lo ke sini lagi, Nyokap gue nglembur soalnya."

Clara merapikan uang pemberian Elvan. "Besok malem gabisa, El. Gue udah dibooking Om Dani."

"Emang lonte lo, gila!" umpat Elvan sambil menggelengkan kepala.

"Hish! Hobi banget ngatain gue! Lo tuh harusnya berterimakasih, El! Gue mau nampung peju lo! Kalau Asa kan gabisa!"

"Anjing!" Elvan memakai bajunya. "Lo suntik anu di mana?"

"Anu apaan?" Clara menautkan alisnya.

"Biar ga hamil, Njing. Pura-pura bego lo?"

"Bangsat! Ya rahasia lah, mau apa lo?"