DASA 47

41.8K 5.7K 7.4K
                                    

"Bukan Asa," gumam Rey saat duduk di ruang tes. "Yang ada di video itu bukan Asa, jadi Asa nggak salah. Tapi Asa yang udah bikin Clara dibully."

Tiba-tiba, ingatan Rey melayang pada kejadian hari itu...

"BUKAN AKU!" Clara menyentakkan tangannya dari beberapa siswa yang sedang menggodanya.

"Jelas-jelas ada banyak sutra di tas lo kok, nggak usah sok suci."

"Iya ini pasti kerjaan kalian semua, kan?"

"Halah akuin aja, Ra. Bokap gue langganan lo kan pasti? Gue pernah liat lo keluar dari Hotel Arwana, lo juga tau kan kalau Bokap gue kerja di sana. Gara-gara itu, Nyokap Bokap gue sering berantem."

"Bangsat, lo nggak punya bukti! Nggak usah nuduh yang enggak-enggak!"

"Weeeeeees, cewek lugu ngumpat, Bro!" sahut yang lain diiringi kekehan menyebalkan.

"Lugu lugu Bapak kau terbang. Dia cuma pura-pura lugu, Nyet. Keliatan baik dari luar, tapi dalemnya bau tai."

"Pak Raka udah nunggu di lapangan!" interupsi Rey terdengar sangat dingin. Beberapa siswa yang menggoda Clara itu langsung beranjak keluar kelas dengan langkah malas.

Rey pergi dari kelas Clara, lalu Clara langsung mengejarnya. "Rey, makasih udah bantuin aku--"

"Nggak usah sentuh gue, Ra!" kata Rey penuh penekanan.

"Rey, kamu nggak percaya sama semua itu kan? Aku nggak kayak gitu, yang ada di video itu bukan aku--"

"Lo juga tau kan, Ra? Gue paling nggak bisa mentoleransi pelaku zina kayak gitu--"

"Asa, Rey!" Clara menahan tangan Rey, gadis itu mencengkramnya kuat-kuat. "Yang ada di video itu Asa sama Elvan, kamu juga tau kan kalau mereka emang sering kayak gitu?"

Tangan Rey terkepal, rahangnya mengeras. Mendadak semuanya terasa gelap. Benarkah Asa seliar itu? Pasalnya, gadis di video itu terlihat sangat menikmati permainan.

DASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang