DASA 32

56.8K 6.2K 6.6K
                                    

Tut! Tut!

Elvan menurunkan ponselnya kala seseorang di sebrang sana tidak menjawab telponnya. Dia benar-benar merindukan Asa, tetapi ia tidak punya nyali untuk pergi ke rumah Rey.

Elvan hanya sering berjalan ke sekitar rumah Asa, berharap suatu hari nanti akan bertemu dengan mantan terindahnya secara kebetulan. Elvan hanya ingin meminta maaf, dia sangat takut tidak akan bisa mengatakan kalimat itu lagi nantinya.

Elvan tersenyum tipis saat melihat Asa berdiri di dekat jembatan seorang diri, gadis itu terus terdiam sambil menikmati pemandangan. Tentu saja itu ketika dilihat dari sudut pandang Elvan saat itu juga.

Elvan berjalan pelan menghampiri Asa, detik kemudian matanya melotot melihat Asa yang menjatuhkan diri dari sana. Elvan berlari, ia tidak mampu mengais Asa karena semuanya terjadi begitu cepat.

"ASA!" teriak Elvan. Pria itu berlari mengitari jembatan menuju jalan taman yang berada di tepi sungai, tetapi terhenti setelah melihat Rey melompat ke dalam sungai.

Elvan mengepalkan tangan geram. Asanya tertekan sampai dia memilih untuk bunuh diri? Rey benar-benar--

"Ngaca! Lo juga suka main kasar ma Asa!" Rey ikut membentak. "Lo nggak ada bedanya sama gue, Njing. Bahkan lo lebih parah lagi!"

Rey menarik seragam basket Elvan sehingga wajah mereka semakin dekat. "Lo udah bikin cewek baik-baik kayak Asa jadi rusak! Lo tau? Lo itu udah hancurin hidup Asa semenjak lo renggut keperawanannya, El. Nggak sadar?"

"Itu semua, salah gue?" Kaki Elvan bergerak mundur, pria itu semakin tidak percaya diri.

"Asa jadi kayak gini, gara-gara gue?" Elvan mengusap wajahnya gusar. Rasa bersalahnya terus membesar, melihat Asa hingga ia ingin bunuh diri membuatnya terpukul dua kali lipat lebih sakit lagi.

"Maafin gue, Sa. Maafin gue."

Elvan menunggu di parkiran, sampai akhirnya Rey ke sana bersama tubuh Asa di gendongan tangannya. Pria itu membuka mobil, lantas meletakkan Asa di kursi samping pengemudi.

Rey memutari body mobil depan, kemudian membuka pintu mobil. Detik itu juga, ia melihat Elvan yang berdiri di belakang dengan jarak empat meter.

Rey menatap Elvan penuh benci, sementara Elvan menatap Rey seolah memohon agar ia dipertemukan dengan Asa.

Rey memilih tak acuh dan segera memasuki mobilnya, dia langsung menyalakan mobil, lalu meluncur menjauhi taman dekat perumahan Asa.

Rey menaikkan kaca spion dalam agar wujud Elvan tidak terlihat, tingkahnya membuat Asa kebingungan. Asa menoleh ke belakang--

"Jangan nengok ke belakang!" Rey memutar kepala Asa ke depan.

"Kenapa sih? Ada apa, Rey?"

"Ada setan," jawab Rey sekenanya.

Asa malah menoleh lagi ke belakang, Rey pun kembali memutar kepala Asa. "Shh, udah dibilang jangan nengok ke belakang juga! Liatin Rey aja!"

Elvan menatap nanar pada mobil biru Rey yang mulai tenggelam di balik pertigaan perumahan. Rasanya sakit melihat mereka berdua, tetapi Elvan juga tidak percaya diri karena ia adalah penyebab dari semuanya.

DASA (END)Where stories live. Discover now