DASA 39

48.1K 6.3K 7.5K
                                    

"Anjing! Nggak usah ngajak-ngajak gue lo, Nyet!" Elvan menepis tangan temannya, dia kini sedang berada di depan cafe dekat clubbing.

"Halah sok-sokan nolak. Lo juga lagi pengen kan, El? Kalau pengen tuh ya pengen aja, nggak usah pura-pura gamau."

"Bangsat! Gue nggak pernah gituan sama Tante-Tante Girang, Goblok! Nggak jijik apa lo pada?! Nggak usah ngajak-ngajakin gue, Babi!"

"Oh, Elvan mah pilih-pilih ya. Sukanya sama yang masih syeger-syeger, ya nggak?" sahut yang lain.

"Lah enak, ga ada Clara, sekarang dia punya Aurel." Yang lain ikut-ikutan.

"Bangke, gue udah naksir Aurel dari lama juga tetep sukanya sama Elvan tuh bocah. Mana nggak mau tidur sama gue lagi--"

"Aurel beda sama Clara, Njing! Nggak usah disama-samain, dia bukan lont--"

"Lah kok ngamok, Van?" komentar yang lain lagi.

"Aurel emang keliatan nakal dari luar, tapi dia nggak munafik kayak Clara. Jangan sama-samain mereka, gue nggak suka sahabat gue dihina kayak gini!"

"Lah, sejak kapan lo belain Aurel? Asa nggak ada, sekarang baru oleng ke Aurel?"

"Bangsat, gue pulang aja, Njingan." Elvan beranjak pergi dari teman-temannya, dia bergegas menuju tempat motornya terparkir.

"Lo serius mau berhenti main cewek, Van?"

Elvan terus berjalan ke parkiran sambil mengacungkan jari tengah tanpa menengok ke belakang.

Pria itu memakai helm dan segera pergi dari tempat lucknut itu. Niatnya ingin menghilangkan penat, malah semakin tertekan karena diajak nyari Tante Girang.

***

Pukul sepuluh malam, Rey dan Asa sedang saling menghangatkan di atas ranjang.

Rey terus memeluk Asa dan melingkarkan tangan Asa ke tubuhnya. Sekali gerak saja, Rey langsung menarik tangan Asa agar memeluknya lagi.

Rey makin ndusel-ndusel ke leher, aroma tubuh Asa terlalu candu untuknya. Entah kenapa, Rey sangat menyukai aroma itu.

"Rey geli," lirih Asa mengerutkan lehernya.

"Sun dulu, nanti Rey udahan." Rey memajukan pipinya agar dapat Asa cium.

"Muachhhh," Asa mencium Rey menggunakan tangan.

"Lah kok pake tangan? Yang empuk-empuk merah nan menggoda itu loh! Ya kalik pake tangan, gaenak, Sa. Nggak kerasa sayangnya."

Asa menutup wajahnya sementara waktu, dia malu. "Yaudah ndusel lagi aja sini," kata Asa sambil menarik Rey ke pelukannya.

"Heh, kenapa nggak mau cium suami? Rey bau ya?" Rey mencium aroma tubuhnya sendiri.

"Bukan, Rey. Takutnya nanti kamu pengen."

Rey menghela napas menatap Asa penuh nafsu. "Sekarang aja udah pengen."

"Rey!"

Rey langsung menutup tubuh mereka dengan selimut besar, lantas berdiam diri di bawah selimut. Dua pasutri nggak jelas itu kini berhadapan dengan tangan saling menggenggam.

"Rey, ngapain loh?"

"Iya biar kayak di tv tv, kalau bikin anu di bawah selimut." Rey melihat Asa yang tampaknya sedang tersenyum, senyum tertekan.

Krik! Krik!

"Nggak lucu ya?" Rey membuka selimut, random banget tuh cowok.

DASA (END)Where stories live. Discover now