12

2.2K 292 118
                                    

"Keselek mulu lo! Jangan bilang lo beneran mau nge-piiippp—astaga! Gak boleh! Dosa San! Dosaaaa! Lagian banyak orang di kosan!"

"Enggak ya anjir! Si Tera asal bacot aja tadi! Tapi tunggu—ucapan lo seolah-olah bilang kalau kosan lagi sepi gak pa-pa nge..."

Bayu tersadar dan langsung kelabakan. "Eng-nggak! Gak gitu juga! Lagian mau nge-piiipp sama siapa?!"

"Jadi kalau ada pasangan nge—lo mau?!"

"Kenapa nanyanya gitu seolah-olah lo mau nge—ARGH, KENAPA JADI BAHAS ITU SIH!?"

"Gak tahu! Lo yang mulai bahas duluan ya!"

"Ya udah, kalau gitu lupain!"

"Iya! Lupain!"

Terus mereka saling diam.

Diam-diam juga Sandi teringat lagi pas Bayu buka pintu kamar...

Plak!

Bayu kaget sama suara tamparan Sandi ke pipinya sendiri. Terus dia tiba-tiba bikin pola salib seperti hendak berdoa.

"L-lo gak pa-pa...?"

Sandi gak langsung jawab. Perlahan dia buka mata yang sempat merem terus menatap Bayu sesaat. "Gak pa-pa, maaf..."

"Okay..." Bayu mengangguk-angguk pelan.

"Omong-omong, gue minta maaf..." kata Bayu lagi. "Karena sering off, soalnya..."

Sandi menatapnya lekat tanda menunggu tapi gak mau menginterupsi.

"Soalnya..." Bayu menggigit bibir bawahnya. "Soalnya... sebenarnya... dia masih ngehubungin gue."

"Dia siap—oh, si bangs—Zidan maksudnya."

Bayu mengangguk.

"Sumpah, beneran dia masih ngehubungin lo? Kalau gue gak bareng lo dan lo pulang sendiri juga—"

"Kalau yang itu sih enggak. Dia udah lama gak ngedeketin secara langsung sejak itu..."

"Itu...?"

"Itu... gue sama lo," Bayu menunjuk dirinya dan Sandi. "begini." terus dia mengepalkan kedua tangannya.

"Oh, pacaran?"

"I-iya..." lirih Bayu lantas mengalihkan wajahnya ke hal lain. Rasanya gugup seketika dan jantungnya berdebar lebih cepat, namun Bayu berusaha supaya gak terusik dan lanjut membahas Zidan.

"Dia masih suka ngehubungin gue, tapi cuman nge-chat doang gitu. Biasanya kan sampai nelepon-nelepon tuh kalau gak dibalas, tapi sekarang enggak. Cuman..."

"Cuman, kenapa?"

Bayu berpikir sejenak apakah dia perlu menunjukkannya secara langsung isi chat Zidan pada Sandi atau cuman perlu dibilang saja.

"Bay," Sandi lebih dulu menyela. "kalau lo gak keberatan, boleh gue lihat chat dia ke elo gimana?"

Bayu menggigit bibirnya. "Mungkin gak terlalu berlebihan seperti yang lo pikir—"

"Bayu."

"Itu beneran. Lagian dia juga—"

"Gak ngapa-ngapain? Harus berapa kali gue bilang, hanya karena dia harmless bukan berarti itu gak mengganggu lo kan?"

"Tapi San, itu mungkin cuman gertakan—"

"Lo beg—Bayu, gertakan bisa jadi ancaman dan ancaman bisa jadi realisasi. Gue bukannya mau supaya itu beneran terjadi, jelas enggak mau itu terjadi apalagi kepada elo. Gue gak mau ada bantahan soal ini, kasih lihat chat dia ke elo."

Undercover ╏ SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang