23

2.2K 241 78
                                    

"Bayu!"

Si empu nama langsung menoleh yang otomatis menghentikan alihnya dari papan yang sedang dia cat bersama yang lain.

Belum Bayu nanya, teman sedivisinya itu berseru sambil menunjuk ke arah kedatangannya, "Ada yang nyariin elu tuh!"

"Siapa?"

"Gak tahu, gue gak kenal."

Gak mau berlama-lama buat protes, Bayu pilih beranjak mengikuti tuntunan temannya itu setelah pamitan kepada yang lain. Tangannya hampir saja digandeng tapi Bayu menyembunyikannya ke belakang punggung karena memang lagi belepotan cat.

"Siapa sih?" kepala Bayu tertoleh acak yang mana jawabannya segera ditemukan kala netranya menangkap sosok jangkung dengan jaket jurusan angkatannya berdiri bersandar di pilar selasar yang ramai.

"Ini Bayunya, kak."

"Makasih ya, maaf ngerepotin."

"Nggak kok kak," cewek itu menggeleng sambil setengah tertawa dan menepuk pundak Bayu sebelum pergi dengan langkah panjang.

"Dih, ngapain lo dipanggil 'kakak', wong seangkatan juga." Bayu langsung julid sambil melengos.

"Ngapa lu? Mau dipanggil 'kakak' juga, hah?" Sandi menoyor kepala Bayu bikin dia nyaris refleks menggaplok muka pacarnya dengan tangan yang belepotan cat.

"Yang ada juga gue manggil lo 'kakak'..." lirih Bayu.

"Bilang apa lo?"

"Enggak. Ngapain lo nyariin gue?  Katanya gak bakal kangen? Ya emang susah sih ya kalau jadi orang famous yang ngangenin. Apalagi orang kayak gue—"

"Oke. Kalau dah kelar entar telepon gue. Dah." Sandi langsung berbalik pergi.

"Hehh! Apa-apaan itu, woi!! Ngomong yang jelas! Dasar emang gak jelas! Muka lo gak jelas!"

Sandi yang gedeg langsung balik badan terus narik kerah kaus Bayu dan teriak depan wajahnya, "Telepon gue kalau lo dah kelar! Budek!"

"Biasa aja ngomongnya! Gak usah pakai tenaga dalam!"

"Gue ngomong pakai perasaan." tukas Sandi terus melepas cekalan tangannya dan melengos. "Dah!"

"Eh! Lo mau ke mana? Beneran nyamperin gue buat ngomong gitu doang?! Oy!"

"Bacot!" Sandi balik badan sambil mengacungkan jari tengah.

"Heh, seriusan! Kalau gue kelarnya sampai malem gimana?! Heh! SANDIIIII,"

Tapi Sandi cuman berbalik, berjalan mundur sambil bikin gesture menelepon dengan tangannya dan oke, sebelum balik badan lagi dan jalan lebih cepat. Sementara Bayu masih cengo dengan tumpukan tanya imajiner dalam kepala.


ღ。◦◝。


Beneran Bayu baru kelar pas malem, sekitar jam enaman. Itu pun dia pamit izin duluan. Padahal kalau kata ketuanya juga gak pa-pa kalau yang punya kepentingan izin pulang duluan, tinggal bilang saja.

Tapi, yah, namanya warga +62 kadang perasaan gak enakannya sama tingginya dengan keinginan julidnya. Jadinya ribet sendiri.

Lagian juga Bayu bingung gimana izinnya. Terus juga kan Sandi bilangnya neleponnya kalau sudah kelar. Kan, gak jelas tu orang mau ngapain. Cuman nyariin, datang, teriak, terus pergi. Bayu jadi agak nyesel gak sempat meperin tangannya ke muka Sandi sebelumnya.

Sambil jalan pergi Bayu menghubungi Sandi yang diangkat di dering kedua. "Halo, San?"

"Di mana lo?"

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now