46

2.7K 202 64
                                    

Dalam visionnya, sekitarnya masih nampak remang dan buram. Udara dingin menerpa wajah Bayu, tapi di bagian kulit lain, dia merasa sesuatu yang hangat membasahi sekujur tubuhnya. Ada gerak lembut menyentuh kulitnya, begitu pelan tapi kuat dalam cekalan secara bersamaan.

Masih setengah terpejam, kepala Bayu tertoleh dan samar-samar menangkap sosok Sandi duduk di tepi kasur menghadapnya—tengah menyeka tubuh polos Bayu dengan handuk basah. Di tengah-tengah kegelapan ruangan, sepertinya Sandi gak menyadari kalau Bayu terbangun dan melihatinya menyeka tubuh Bayu dari sisa percintaan mereka.

Oh, dear, how you can be this smooth when every day you always nagging and complain about everything and anything, Bayu thought.

But he can feel it. The flabbiness by his move when treated the little one. He's sure trying not to wake up his boyfriend, but at the inch it feels so warm and most of that... really... so lovely.

Bayu tahu—atau sadar lebih tepatnya—jika Sandi sebetulnya memang sayang kepadanya terlepas seluruh sikap super ultra teramat menyebalkannya. Bayu tahu, Sandi enggak sempurna. Kesempurnaan yang dipandang ketika mata terbuka gak nampak dari sosoknya.

But still, he chooses Sandi over anyone else.

Pada kesempatan ini, Bayu gak menyesali keputusannya. Atas segala yang pernah terjadi yang membawa berada di keadaan ini. He gladly loves the nagging boy.

Lama berdiam hanya demi memperhatikan gerak Sandi membuat kelopak mata Bayu kembali terasa berat. Mudah saja buatnya langsung terlelap lagi meskipun harus melewatkan momen ketika setelah Sandi menyeka tubuh Bayu dan memakaikannya kaus mengimbuhkan ciuman hangat penuh sayang di dahinya sebelum turut berbaring di sebelah pacarnya. Simpan kehangatan dalam rengkuh yang bersembunyi di dalam selimut.


ღ。◦◝。


Tahu-tahu, pagi menyapa.

Enggak juga sih, ini bahkan gak bisa dibilang pagi sebab jam di dinding menunjukkan pukul 11 lewat 15 menit dan Bayu baru berusaha menyesuaikan dengan cahaya sekitar.

Ketika merenggangkan badan dan menggaruk badannya, Bayu baru sadar kalau dia telah berpakaian—meski cuman dibalut kaus—tapi ini pasti yang pakaikan.

Bayu terbengong di tempat, merasakan kekosongan di sekitarnya yang tiba-tiba dipenuhi oleh serangkaian ingatan semalam.

Hehehe, we did it.

Bantal bekas tidur Sandi dipeluk erat guna tahan hentakan riang yang meledak dari dalam tubuhnya.

YES, YES, YES. WE DID IT! WE DID IT! JANCOK, MANTAP ANJEEEEENNGG! AKHIRNYA! AKHIRNYA! AKHIRNYA! AAAAAAAAAAA!

Sandi memasuki kamar setelah mendengar keributan yang ternyata memang Bayu lagi guling-guling—sebenarnya sih muter-muter dan uget-uget—di kasur. Selimut berbelit acak di badannya yang lumayan buat menutupi beberapa bagian yang—uhuk—nampak polos.

Bayu masih 'merayakan' kegembiraannya ketika Sandi mendekat. Menahan tubuhnya sambil menatap horor.

"Please, jangan kesurupan, ini masih pagi dan gue gak mau pas liburan malah nge-ruqyah orang." Sandi mendumel, hidung yang bertengger kacamatanya berkerut. "Apalagi gue gak tahu ruqyah kayak gimana."

Bukannya kesal, Bayu malah duduk menghadap Sandi sambil tersenyum lebar. Kayaknya kalau bibirnya robek, Sandi gak heran meskipun dia gak mau kalau sampai begitu soalnya serem.

Undercover ╏ SooGyu ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora