33

2K 229 20
                                    

Ospek beres. Camaba sudah jadi maba. Eval sesama divisi sampai eval seluruh divisi dan panitia kegiatan beres. Bayar tunggakan kosan buat semester baru nanti juga beres.

Tapi ada satu yang belum beres. Yak, liburan.

Hilal yang awal-awal sebel cuman sempat liburan dua minggu di kampung halaman tertjinta sekarang ada sisa libur kurang dari seminggu sebelum mulai masuk semester baru malah sebel lagi. Kenapa?

"KALAU GUE PULANG ENTAR GAK BISA KETEMU KARAM!! KALAU GUE PULANG, GUE BISA MAKAN AYAM UNGKEP BIKINAN EMAK GUA! ASDFGHJKL!"

Apakah yang lain peduli? Kayaknya sih enggak. Soalnya Karina pilih pulang ke rumah, Giselle pilih jalan-jalan ke Yogyakarta sekalian ketemu Om-Tantenya gitu, Bayu jelas juga pulang bareng Sandi, lebih jelas lagi Azka yang memang stay di rumah saja.

Daniel sebagai penduduk asli di kota sana, yah...

"Terserah lo mau balik apa kagak, soalnya lo ada atau enggak juga gue masih tetep hidup dan bergelimang harta." katanya.

Aih, bangsat.

Tapi, lupakan saja Hilal. Serius, lupakan. Terserah dia mau ngapain, pokoknya Sandi dan Bayu mah pulang ke rumah masing-masing.

Hampir selama dua bulan itu digempur oleh kegiatan padat, mereka puas-puasin tidur sampai matahari berada di puncak tertinggi.

Atau mungkin Bayu bablas sedikit. Dan karena dia kalau tidur persis kayak latihan meninggal, sampai ada pintu dijeblak terbuka saja, si empu kamar gak sadar. Diciprat air ke muka pun gak bangun-bangun sampai akhirnya digebuk pakai guling tepat di muka.

"WONG TURU WES KOYOK SENG PENGANGGURAN! BANGUN BAYU! BAYUUU!!" (tidurnya udah kayak yang pengangguran)

Karena diserang dengan barbar. Otomatis Bayu terlonjak dari kasur menghindari gebukan Ibunya yang biasanya ketawa-ketawi dengan aura yang sabar, kini berubah jadi jelmaan Medusa.

"TANGI PORA?!" (bangun gak?!)

Bayu ngicep. "Iya, ini udah bangun..."

"Kalau udah bangun, cepet cuci muka terus jemput adekmu di TK." tukas Ibunya terus langsung membereskan kasur anaknya dengan emosi tersalurkan di sana. "Dikiranya Ibu nganggur apa di rumah. Banyak kerjaan belum pada beres, masih belum—"

Oke, pokoknya mending Bayu tinggal gejebur saja ke kamar mandi dibanding makan empet dengan sindiran Ibunya yang dicercakan keras-keras.


ღ。◦◝。


"ARGAAAA! Woiiii, bocaaaahh! Lihat ke mana lu?"

Arga yang memang niatnya pura-pura gak lihat sosok jangkung kakaknya terpaksa menurut pas disamperin terus badannya langsung diangkat—dijinjing sih sebenarnya.

"Yuk pulang hayuk pulang, adekku. Jangan ngelayap, entar aja ngelayapnya kalau udah gede, kalau udah ngerti persamaan linear."

"Aih..." Arga menghela napas, kepalanya menengok ke arah kemunculan tukang es krim keliling. "Yu, Yu, Ayu... mau es kim."

"Gak boleh, kan belum makan siang."

"Mau es kiiimmm!"

"Gak boleh, kamu makan es krim, kakakmu yang di-chidori Ibu."

"MAU ES KIIIMMMM! AYU BAAADD!"

Karena Arga mengamuk dijinjingan Bayu yang membuatnya ditatapi pandangan julid dan salah paham oleh ibu-ibu yang mengira memaksa mau menculik, Bayu pun menuruti kemauan adiknya buat jajan es krim dulu dan dimakan sebelum pulang ke rumah.

Undercover ╏ SooGyu ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt