17

2.1K 265 83
                                    

Gajadi triple update, soalnya yg ini update beda hari xixixi

Hepi riding tapi btw <3











ღ。◦◝。







Bayu baru masuk kamar kosan Sandi—yang bentukannya seperti rumah biasa dengan banyak kamar—berlantai kayu yang dingin pas tiba-tiba mukanya malah dilempar handuk.

"Mandi dulu." tukas Sandi sebelum Bayu protes, dan lebih protes lagi, dengan menyerahkan pakaian baru termasuk dalaman dan alat mandi milik Sandi.

"Ini gue sikat gigi pakai punya lo?"

"Gak usah sikat gigi lo kumur-kumur aja pake air campur odol yang penting wangi!"

"Dih." Bayu mencibir tapi tetap menurut.

"Kamar mandinya di luar."

"Di mana??? Gue gak tahu!"

"Itu di ujung lorong belok kiri jalan aja terus entar juga ketemu."

"Kenapa gak dianterin sih..." Bayu mencibir pelan tapi cukup jelas didengar Sandi.

"Udah gede. Udah bisa minum amer masih mau dianterin ke kamar mandi?"

Kesal tapi Bayu gak mau menyahut. Takutnya Sandi malah makin bawel kalau Bayu nyahut, malesin.

Cuman seperempat jam, Bayu sudah kembali ke kamar.

"Perasaan tinggi kita gak beda jauh tapi kenapa baju lo gede banget." kata Bayu sambil menaikkan kembali kerah kaus yang turun.

"Elo aja yang terlalu kurus."

"Gak usah body shamming."

"Itu gak body shamming." Sandi menarik lengan Bayu supaya mendekat dan duduk di pinggir kasur. Belum Bayu protes atau bertanya, Sandi sudah menyingkirkan handuk yang sengaja dililitkan di leher buat mengeringkan rambut di kepala cowok Maret itu.

"Kayaknya makanan yang lo makan gak turun ke lambung, tapi mentok ke pipi."

"Lo ngeledek gue?"

"Kedengerannya?"

"Thanks then." Bayu melengos dan menepis tangan Sandi sebelum seenaknya merebahkan diri di kasur lebar Sandi. "Iihhh, dingin banget, enak!"

"Si anjir, main rebahan aja di kasur orang. Beresin dulu ini bekas mandinya!"

"Gue gak tahu di mana tempatnya, hehe." Bayu nyengir sambil memeluk bantal besar milik Sandi. "Kosan lo bersih, luas juga, enak juga tempatnya, pasti mahal."

"Iya, kudu jual ginjal buat bayarnya."

"Serius?"

"Menurut lo???"

Biasanya kalau Sandi sewot, Bayu bakal balik demikian, tapi kini cowok Maret itu cuman tertawa di antara sela wajah yang tertutupi bantal berbungkus abu-abu yang sewarna dengan sepreinya.

Entah bagaimana bisa, tapi itu bikin Sandi urung mengomel. Pilih membereskan sisa bekas mandi Bayu termasuk baju kotornya ke dalam keranjang pakaiannya sendiri sebelum ikut berbaring di sebelah Bayu.

"Bantalnya dipakai buat kepala, bukan dipeluk."

"Ya habis lo gak ada guling, gue harus meluk apa?"

"Meluk Tuhan."

"Mati dong gue, sial—aduh!" Bayu mengerang lantaran Sandi memaksa merebut bantal membuat kepala Bayu terantuk.

Lantas Sandi menarik pelan kepala Bayu ke bagian kosong bantalnya dan mendekatkan tubuhnya. Tanpa banyak bicara, dia juga menarik tangan panjang Bayu melingkari pinggangnya.

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now