19

2.1K 236 106
                                    

met hari sabtu xixixi




ღ。◦◝。



"Mah, besok aku bawa mobil ya, mau main."

Mamanya Sandi langsung menatap putra pertamanya bingung, gak biasanya Sandi pergi main bawa mobil kecuali kalau bareng sama keluarganya.

"Main ke mana? Sama siapa?"

"Ke gramed."

"Sama siapa?"

"Bayu."

"Bayu mana?"

"Bayu... ya Bayu yang mana lagi emang?"

Mama makin menatap bingung. "Bayu... anaknya Tante Rosa? Bayu kakaknya Arga?"

Kali ini Sandi menjawab gak sambil melihat Mamanya. "Iya."

Karena Sandi tahu, reaksi Mamanya akan bagaimana, jadi Sandi buru-buru menyembunyikan diri di kamar. Mengunci rapat pintu dan mengencangkan volume suara speaker supaya gak mendengar repetan tanya—campur histeris girang—Mamanya.

Meski sebenarnya gak begitu berguna juga, sebab esok paginya Mamanya tetap menyerbunya dengan tanya.

"Nah, gitu dong yang akrab sama Bayu! Udah kenal dari SD, rumah sekompleks, ketemu tiap hari, sesekolah bareng terus—masa' gak pernah nyapa sama sekali?"

Sandi diam saja meski adiknya—Sona—turut menatap bingung kakak keduanya yang tetap anteng makan nasi goreng.

"Bayu tuh anaknya penurut, baik, ramah pula. Kalau ketemu Mamah suka disenyumin, gak kayak kamu yang kalau lihat orang dikenal malah pura-pura gak lihat. Sombong."

"...."

"Terus Mamanya Arga sama Bayu sering cerita kan kalau Bayu tuh suka aktif di sekolah. Ikut ekskul, ikut organisasi, tapi belajarnya juga tetep rajin tuh buktinya keterima SNMPTN masuk kampusnya."

"...."

"Kalau hari libur Mamah juga suka ketemu dia sepedehan momong adeknya sekitaran kompleks, sering ketemu juga belanja ke Alfamart disuruh Mamanya. Gak kayak kamu, ngerem mulu di kamar, gak mau sosialisasi, berasa beda dunia. Jadinya nurun kan ke adek, dia juga pulang sekolah hapeeeeee teruuusss, ngegaameeeee teruuusss."

"Kok jadi aku juga yang kena?" Sona protes pelan tapi tetap terdengar oleh Mamanya.

"Kenyataannya emang gitu!" tukas Mama buat si bungsu ngicep. "Punya anak perempuan kerjanya dulu ngelayap aja, sampai udah kerja juga pulangnya setahun sekali pas natal sama tahun baru aja. Eh, punya anak laki dua malah semedi aja di rumah—"

"Mah, udah setengah 7 entar telat si adek berangkat ke sekolah." sela Sandi menunjuk jam di dinding.

"Oh iya, adek cepetan habisin sarapannya. Mamah tunggu di luar." lantas Mama beralih ke Sandi. "Mobilnya jadi mau dipake kan? Hati-hati ya nyetirnya, jangan ngebut. Inget, kamu bawa anak orang."

"Berarti kalau aku nyetir sendiri, gak pa-pa ngebut?"

"Ya gak boleh juga!"

Untuk lima menit selanjutnya, Sandi masih mendengarkan sisa 'pesan' Mamahnya sebelum mereka pergi. Baru kemudian setelah lenjeh-lenjeh di ruang tengah sambil menonton tv—oh, ralat. Tapi sambil main ponsel dengan tv menyala.

Undercover ╏ SooGyu ✓Where stories live. Discover now