22

2.2K 254 43
                                    

How they can turn out like this?

Sejak kapan Sandi Bintara jadi sosok yang sepenting itu buat Bayu Crissana? Sejak kapan Sandi Bintara jadi salah seorang yang dibiarkan mengorek isi pikirannya?

"Gue gak tahu kapan ini dimulai, kapan gue merasa gini, kapan semua yang dia lakukan-terutama katakan-jadi sememuakkan itu buat gue. Pastinya... sejak kapan gue sadar kalau semua perbuatannya itu sebetulnya enggak wajar? Atau justru sebenarnya memang wajar saja, but I just take that seriously." Bayu mulai berujar.

"Parents always put expectations for their children. Of course, they do or maybe they should. Nyatanya memang mereka yang bisa bikin gue termasuk anak-anak lain kayak gini, gak mungkin kita kenal dunia dengan tangan kita sendiri."

Sandi mendengarkan.

"Well..." kepala Bayu tertunduk, mengarahkan pandang pada tangannya yang bertaut dengan milik Sandi yang direnggangkan perlahan karena mulai dipenuhi bintik keringat. Jadi gak benar-benar digenggam tapi gak dilepas juga.

"Orangtua gue... gak pernah ngasih ekspektasi apa-apa ke gue-seenggaknya begitu yang mereka katakan-mereka gak nuntut gue buat jadi ini itu. Gua mah dulu ya seneng-seneng aja ya gitu, tapi lama-lama gue mikir...

"Mereka gak menuntut gue, tapi mereka berharap dari gue. Mereka gak mengharap banyak dari gue, tapi ketika gue ada di salah satu puncak tiba-tiba mereka terbayang-bayang gemilang kesuksesan."

"...."

"Gue jadi dituntut, tapi kayak gak dipaksa, tapi gue gak begitu senang ngelakuin itu pun gue tetap harus melakukan itu. Gue bilang ke nyokap kalau ini gak serta merta yang gue mau, tapi dia bilang supaya gue tetap bertahan soalnya...

"Ayah udah kadung berharap sama gue. Setelah sebelum-sebelumnya dia gak peduli, dia tiba-tiba berharap sama gue. Kayak-apa banget sih? Kenapa gak dukung gue dari dulu? Kenapa dia tiba-tiba berlagak sok peduli, kenapa dia sok mengerti, kenapa dia mau gue jadi sesempurna itu di mata orang lain? Kenapa gak nerima gue apa adanya?"

"...."

"...okay, it's gone too far I think. Ini kayak gue cuman beralasan supaya bisa terus malas-malasan dan-"

"Enggak kok, gue ngerti."

Mulut Bayu yang terbuka, tertutup kembali. Dia membuang muka.

"Sebenarnya... gak pa-pa, kalau Ayah berharap, Ibu juga. Cuman... kalau dia memperlakukan gue sama baik dan pengertiannya ke orang lain... gue akan gak pa-pa. Bukan dengan menjadikan gue kayak orang bodoh dan memaksa supaya gue terlihat sempurna. Itu... bikin gue kehilangan respek buat ngehargain dia ketika dia aja gak ngehargain gue."

"...."

"Okay! Intinya juga itu cuman kepuasan ego sendiri yang berlagak-"

"Kalau lo merendahkan diri lo cuman buat menunjukkan kalau lo gak masalah dengan semua itu, mending diem."

"...."

Sandi menarik tangannya dari genggaman tangannya dengan Bayu-antara sadar dan gak sadar telah membuat cowok itu merasakan kekosongan seketika-tapi itu buat mengambil satu batang Pocky cokelat dan menyuapkannya ke cowok itu.

"Ape nih?"

"Gue nyuapin biar dimakan."

"Oh, gue kira ngajak pepero kiss."

"Emang lo mau?"

"Enggak." lantas Bayu melahap stik cokelat yang disuapkan itu.

"Makan lagi."

Undercover ╏ SooGyu ✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora