Esok harinya, kediaman keluarga Bintara sudah lumayan ramai di pagi hari itu daripada hari biasanya. Tentu saja, karena hampir dua tahun terakhir biasanya hanya ada Mamah, Papah, dan Sona namun kali ini lengkap semuanya ada.
"Aduh, makasih Papah. Papah juga ganteng banget, hehehe."
"Pah, cepetan panasin mobilnya!"
Sementara itu, Sandi anteng saja di kamarnya mempersiapkan diri. Malah enggak terusik sama sekali, bahkan kalau pun nanti mereka berangkat dan lupa kalau Sandi belum naik mobil, Sandi gak kaget kok, soalnya waktu SMP pernah begitu.
Untung ada teknologi namanya angkot (zaman dulu kan belum nge-trend ojol), jadi Sandi tetap bisa berangkat beribadah meski pun agak dilupakan keluarganya, tapi Sandi yakin bahwa Tuhan tidak akan melupakan hambanya.
Iya, ini Sandi lagi menghibur diri.
Ting nung
Ponselnya yang sedang dicas berdering, gak cuman sekali tapi beberapa kali yang menandakan adanya pesan beruntun.
Lantas Sandi mengeceknya sambil berharap-harap, dan betapa indahnya bahwa harapannya tidaklah salah.
Bayu selamat natal juga Sandi❤️ maaf ya baru ngucapin sekarang, agak repot di rumah hehe >_< ADEK GUE MAU PENTAS LOH YA AMPUUUUUN GUE GAK SABAAARRR (≧▽≦) PASTI ARGA GEMES BANGET 🥺🥺 oh iya salam juga buat sekeluarga, salam sayang salam cinta hehehe ❤️❤️❤️ tapi buat anak tengahnya porsi cintanya lebih banyak ʕ•ᴥ•ʔ ♡ ❤️❤️❤️❤️❤️❤️ ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lop <3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
