BAB 58: BADAN REPUI

301 47 4
                                    

"Dengar, dengar semuanya, siap-siap malam ini kita akan makan besarr harap kumpul di lapang okeh!" pekik Hana mengetuk tiap pintu kamar yang berjajar.

"Jangan lupa juga pakai baju hangat ya kawan-kawan!" pekik Santi pake megapon.

"Ada tukang sayur?" gumam Agus masih tiduran telungkup.

"Enggaklah. Itu si Santi." Ajimar masih betah rebahan di pantat Rifki.

"Siapa yang mau tidur di kasur tingkat?" tanya Pandi.

"Gue," Ajimar, Rifki menjawab.

Pintu membuka lebar menampakkan Raka baru tiba.

Semua pasang mata pada Raka.

"Sialan. Gue ditinggalin pas boker." Raka mengempas tasnya ke pojok lalu merebah diri di kasur bawah.

"Salahin si Santi enggak pro ngabsennya. Kek tengkulak njir tereak-tereak pake toa lagi. Tadi juga si Langit ngilang dia heboh." kritik Agus.

"Lu ke sini sama siapa?" Gio duduk meneguk air mineral.

"Di anterin pake motor."

Gio menghela napas.

"Langit ke mana, Gi?"

Gio diam.

"Uyy!"

"Di luar. Buang air." Gio jengah.

"Capekk njir. Halim ke mana? Dia sama enggak ketinggal?" Raka ikutan merebah diri di kasur bikin perut Ajimar dibikin bantal.

"Belanja peralatan medis." lugas Agus.

"Dihh. Eh, awas bom Aji! Santai bener di pantat Orang!" celetuk Raka ketawa sekaligus geli.

Ajimar menggerakkan kedua alisnya dua kali disusul tatapan nakal bikin Raka bergidik.

"Enak tau empuk. Haha." imbuhnya.

Raka beringsut dari perut Ajimar beralih ke paha.

Langit datang dan dia langsung duduk di kursi memalingkan arahan mata pada Gio yang memainkan HP.

Raka memicing mata pada Langit.

"Rak, lu ketinggal?" Langit rautnya sok polos.

Raka memalingkan wajahnya sebal.

"Iyee gue ditinggal di sekolah pas BOKER."

Langit ketawa. "Hobi lu sih kek gitu makannya jangan sering coba di toilet, kan gitu."

"Lu juga sama!"

"Udah diam gue lagi tidur!" seruduk Rifki.

Mulai hening.

Ajimar malah ketawa.

"Ngit, lu mau di bawah atau di atas?" tanya Pandi dibarengi lenguhan.

Semua orang dalam pasang mata padanya dibarengi tatapan horor.

"Kalian mau ngapain? Atas bawah?" celetuk Ajimar.

"Tidurlah. Ah, lu mah otaknya traveling mulu!" Kesal Pandi tidur lagi.

Ajimar ketawa lagi.

"Di bawah." sahut Langit.

Pandi mengacungkan jemarinya tanda setuju.

"Gi?" Pandi sela telungkup.

Gio jawab, "di bawah."

Langit menatap Gio sejenak lalu mengalihkan lagi. Jual mahal.

***

Pukul delapan malam, semua orang di lapang membereskan peralatan pesta. Asap mengepul keudara tatkala tim dapur bikin sate dan meja berjejer diatasnya hidangan makan terdampar.

Garis Langit [BL]Where stories live. Discover now