CHAPTER 1

142K 7.2K 945
                                    

Belum di revisi!
Harap memaklumi jika di cerita ini banyak typo dan tanda baca yang tidak tepat.

Absen dulu yuk, pembaca Miyoza udah sampai mana nih? Jambi disini!!

Tau cerita Miyoza dari mana?

Yang baca ulang mana suaranya? Udah yang ke berapa kali nih bestie??

HAPPY READING

🌱


Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar nyaring, seorang remaja dengan balutan seragam SMA berdiri malas di depan pintu kamar yang terdapat gantungan papan bertuliskan "Miyoza Candrawama".

"Yoza buruan, udah ditungguin bunda," pekik remaja dengan nama Gilang Pramudya itu. Tubuh tinggi dengan kulit putih tak lupa wajah tampan yang siap menarik perhatian banyak gadis membuat Gilang sering menjadi pusat perhatian disekolah.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang telah siap dengan seragamnya. Tubuh mungil, kulit putih bersih, bola mata hitam bersinar dengan bibir merah Cherry benar-benar menampilkan kesan cantik yang tak terbantahkan. Miyoza Candrawama nama gadis itu. "Ngapain nunggu disini, emang ga bisa nunggu dibawah sekalian sarapan?" Tanya Yoza.

Gilang mendelik padanya. "Udah turun tadi. Tapi disuruh naik lagi buat manggil lo. Buruan ah, laper nih," ucapnya berjalan turun diikuti Yoza.

"Selamat pagi bunda," sapa Yoza pada wanita paruh baya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi.

"Selamat pagi! Hari ini berangkat sama bunda ya, ayah ada jadwal operasi pagi jadi berangkat duluan," ucap bunda Naya, ibu dari Gilang.

Yoza hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban, sedangkan Gilang terlihat mengerucutkan bibirnya. "Beliin motor atuh bun, biar bunda sama ayah ga usah repot-repot antar jemput kita," Pinta Gilang.

Bunda Naya melirik tajam anak lelaki satu-satunya itu. "Belum punya SIM, ga boleh," tolaknya.

Gilang memasang wajah memelas. "Bunda...," Rengeknya. "Ayolah bun, Gilang mau motor sport."

Bukannya luluh, bunda Naya malah mengetuk kepala Gilang dengan sendok. "Bunda bilang enggak ya enggak," kata bunda Naya membuat  Gilang menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Yoza yang melihat perdebatan ibu dan anak itu hanya terkekeh. "Gilang mau ikutan geng motor bun, marahin," Gilang melotot garang pada Yoza, sedangkan gadis itu malah memeletkan lidahnya.

"Jangan percaya. Gilang anak baik-baik," bela Gilang menatap bunda Naya yang sudah mengangkat sendok untuk memukulnya. "Ampun."

Wanita paruh baya itu duduk di kursinya dengan helaan nafas kasar. "Kalian tau engga kenapa bunda mau ngantar kalian sekolah?" tanyanya. Gilang dan Yoza menggeleng polos. "INI KARENA BUNDA DAPAT TELPON DARI SEKOLAH, LAGI," jawab bunda Naya menekankan kata lagi diujung kalimatnya.

Yoza dan Gilang meringis, tamat riwayat mereka. "Ampun bun," cicit keduanya.

"Kalian bisa ga sih ga usah buat masalah di sekolah. Ini ketiga kalinya bunda dapat telpon peringatan dan hari ini bunda harus ke sekolah kalian. Ulah apa lagi yang udah kalian buat?" tanya bunda Naya garang.

Gilang menunduk sibuk dengan makannya, dia tak berniat menjawab karena takut di amuk. "Uhm, itu.. apa?.. shh... Hehe... Ngempesin ban mobil bu Nesa," jawab Yoza membuat bunda Naya memejamkan matanya kesal.

MIYOZA [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن