CHAPTER 38

45.4K 4K 422
                                    

HAPPY READING

🌱

"Karsa!"

Karsa yang tengah bermain game di handphonenya menoleh kepada mamah Hana. "Iya mah?" Tanyanya.

Mamah Hana mendekati Karsa dan ikut duduk di samping anaknya. "Gimana kabar Yoza?"

"Baik kok, kata dia kondisinya semakin membaik sekarang." Jawab Karsa. Mengingat bagaimana Yoza yang kembali menjadi wanita menyebalkan membuat Karsa sedikit lega.

Mamah Hana tersenyum. "Jemput Yoza kesini dong, mamah mau ngajak dia bikin kue."

Karsa menarik ujung bibirnya. "Yoza ga bisa masak mah, dia tu ga ada ceweknya sama sekali." Jawab Karsa pada ibunya.

Mamah Hana menepuk lengan Karsa. "Hush, ga boleh ngomong gitu. Makanya kamu ajak kesini, biar mamah ajarin dia masak."

"Ya udah iya, nanti Karsa ajak Yoza kesini." Ujar Karsa kembali memainkan handphonenya.

"Sekarang!" Tegas mamah Hana.

Karsa mendengus kesal. Tapi tetap saja dia beranjak meraih kunci motornya dan segera keluar meninggalkan mamahnya yang tengah tersenyum.

Niat hati ingin beristirahat di hari minggu yang cerah ini, Karsa malah disuruh menjadi tukang antar jemput penumpang. Bisa saja dia menelpon Yoza dan memintanya untuk datang, namun Karsa masih sayang nyawa. Bisa di gantung dia sama mamahnya.

Motor Karsa berhenti di depan rumah Yoza. Melepas helmnya dan berjalan mendekati pintu. Karsa menekan bel rumah lalu menunggu.

Ceklek

"Mencari siapa?" Tanya seorang pelayan.

Karsa menoleh lalu tersenyum tipis. "Mau ketemu Yoza, dia ada? Saya Karsa." Jawab Karsa.

Pelayan itu mengangguk dan mempersilahkan Karsa untuk masuk. Karsa di minta untuk menunggu di ruang tamu selagi pelayan itu memanggil Yoza.

"Abang ngapain disini?" Tanya Rafi. Anak kecil itu muncul dari arah dapur dengan setoples biskuit di tangannya.

Karsa tersenyum. Dia sudah tau kalau Rafi tinggal bersama Yoza, namun baru sekarang dia bisa bertemu dengan Rafi disini. "Ada perlu sama kakak kamu." Jawab Karsa.

Rafi ikut duduk di depan Karsa. Mulutnya masih mengunyah biskuit yang dia bawa. Karsa juga hanya memperhatikan Rafi yang terlihat jauh lebih baik sekarang, pakaian Rafi yang bermerek membuat Karsa sedikit haru jika mengingat bagaimana Rafi yang dulu.

"Ada apa nih? Tumben banget kesini, sendirian lagi." Ujar Yoza yang baru turun. Dia mendudukkan dirinya di samping Rafi dan mencomot biskuit milik adiknya.

Rafi melirik sinis pada Yoza. "Apa ga bisa minta dulu?" Tanya Rafi ketus.

Yoza mengeluarkan cengiran kudanya. "Cuma satu doang, ga boleh pelit." Jawab Yoza.

"Bukan pelit. Tapi etika!" Balas Rafi mendiami Yoza. Bahkan Karsa yang sedari tadi diam menjadi semakin terdiam mendengar ucapan Rafi.

Yoza mengerucutkan bibirnya menatap Rafi. "Iya maaf kanjeng, tidak di ulangi lagi." Balas Yoza. Orang yang diajak bicara oleh Yoza tak menjawab, dia hanya melirik Yoza sekilas lalu kembali sibuk dengan biskuitnya.

Karsa tertawa melihat kedua orang di depannya. "Malu banget gue kalau jadi lo." Celetuk Karsa membuat Yoza menoleh padanya.

"Malu apaan?" Tanya Yoza tak santai.

MIYOZA [END]Where stories live. Discover now