CHAPTER 28

44.2K 4.2K 218
                                    

HAPPY READING

🌱

Denting jarum jam mengalun merdu menemani malam sunyi Yoza, rintik hujan menjadi teman paling menenangkan baginya.

Di bagian ini Yoza yakin tentang suatu hal yang sangat nyata.

"Dunia sebercanda ini ya? Perasaan baru kemarin kita bahagia. Dulu kita sedekat nadi, seketika kita sejauh bumi dan langit!"

Air mata mengiringi lantun isakan dari bibir mungilnya. Merasa kasihan pada dirinya sendiri, terlihat sangat menyedihkan.

"Dunia memang sebercanda ini ya? Orang yang selalu mengaku bahwa dia adalah yang terkuat, sekarang tengah mengeluh kesakitan. Dia yang selalu tertawa dibuat menangis sejadi-jadinya. Dunia memaksa kita untuk tersenyum, tapi dia menempa kita dengan kesakitan."

"Hujan bahkan tau gimana sakitnya gue sekarang Nan, hujan turun menutup isakan gue sekarang. Hujan ga mau mereka semua tau kalau gue ini lemah. Kita berdua suka hujan Nan. Gue rindu main hujan bareng sama lo, gue rindu di omelin mami karena kita demam abis main hujan-hujanan. Gue rindu hari dimana lo masih sama gue, lo ga rindu gue?"

Tangan Yoza bergerak melepaskan sebuah foto yang sedari tadi dia peluk, tubuhnya masih menyender di ujung jendela. Berniat menghubungi seseorang karena dia butuh tempat pengaduan sekarang.

"Hai dear!"

"Mi!"

"Kenapa sayang? Kok belum tidur?"

"Mami!"

"Kenapa nak?"

"Hikss.. mami!"

"Kamu kenapa sayang? Kenapa nangis? Yoza kenapa nak?"

"Yoza rindu!"

"Mami juga rindu Yoza, jangan nangis dear. Mami khawatir!"

"Pulang ya mi, Yoza sakit!"

"Astaghfirullahaladzim! Kamu sakit apa nak? Yoza kenapa?"

"Sakit mi!"

"Mami pulang sekarang. Kamu tungguin mami ya nak."

"Yoza rindu Yanan mi!"

Tak ada suara balasan dari sana, hujan malam ini semakin deras. Hujan benar-benar mengerti keadaan gadis itu.

Isakan Yoza semakin keras seiring isakan dari wanita yang masih menggenggam erat handphone di tangannya.

"Mami juga rindu Yanan, Yoza sabar ya nak. Mami sama papi bakal pulang, Yoza tungguin kita ya!"

Bersamaan dengan itu, seorang laki-laki juga tengah menangis meratapi nasib dari gadis yang selama ini dia jaga. Dengan berbangga hati dia berteriak kepada semua orang jika gadis itu miliknya. Dia lah yang selalu ada untuk gadisnya, dia lah yang tau jelas kehidupan gadis itu. Dia lah yang tengah menangis merutuki diri karena gagal menjaga gadisnya, dia lah yang tengah menyumpahi dirinya karena tak tau apapun tentang gadisnya.

"Yoza kena kanker tulang bun!"

"Bahu Yoza pernah cidera tapi ga diobati dengan benar."

"Kanker Yoza sudah berada di stadium dua. Maafin ayah bun!"

"Yoza sakit!"

Gilang runtuh, dia benci ini. Mengapa dunia sekejam ini padanya dan Yoza. Gilang ingin berteriak protes pada Tuhan, Gilang marah. Namun dia tak bisa melakukan apapun, dia tidak bisa.

MIYOZA [END]Where stories live. Discover now