CHAPTER 44 [END]

59.9K 5.2K 1.6K
                                    

HAPPY READING

🌱

Semakin dewasa, kita akan semakin mengerti jika seseorang yang datang akan pergi setelahnya. Tak ada yang benar-benar tinggal untuk menetap, karena sejatinya semesta hanya tempat pertemuan tanpa penyatuan.

Seperti halnya dengan Ayres sekarang. Hal yang paling dia benci adalah kehilangan, lagi. Tapi semesta kembali memberikan rasa itu.

"GILANG!" Teriak Ayres berlari mendekati Gilang yang tengah berdiri di depan kamar Yoza.

"Kenapa?" Tanya Ayres. "Yoza kenapa?"

"Sabar, Res." Ujar Karsa. Ayres datang bersama inti Grexda setelah mendapat telpon dari Gilang. Rasanya Ayres ingin mengamuk ketika Gilang mengatakan Yoza kembali drop.

Gilang tak menjawab. Dia tak menjawab pertanyaan Ayres, dia hanya diam dan menangis. Bunda Naya yang memeluk Rafi dan Sandra juga tengah menangis bersama Nara.

"Yoza masih di tangani dokter." Ujar Kevin membuka suara.

Ayres mengintip keadaan di dalam dari kaca pintu yang hanya selebar satu jengkal. Terlihat mami Renata dan papi Bagas berdiri di samping ranjang Yoza dengan menangis.

"Sayang!" Lirih mami Renata memanggil Yoza.

Yoza sudah tidak membuka matanya, namun bibirnya bergetar menahan sakit.

"Kita tunggu diluar saja ya?" Tawar ayah Heru pada orang tua Yoza. Dia tak sanggup melihat keadaan Yoza. "Tolong ya, Rud." Ujar ayah Heru menepuk pundak dokter Rudi sebelum keluar.

"Gimana yah?" Tanya Gilang.

"Kita doain yang terbaik untuk Yoza." Jawab ayah Heru.

Mami Renata menarik Rafi. "Ikhlas ya sayang." Bisik mami Renata pada Rafi membuat mereka yang mendengarnya tampak gusar.

"Om?" Ayres mendekati papi Bagas.

"Kita serahin semuanya sama Allah."

Kaki Ayres lemas mendengar jawaban papi Bagas. Suara teriakan Gilang menambah kepedihan suasana malam itu. "AYAH JANGAN NGOMONG GITU, GILANG GA RELA." Teriak Gilang membuat ayah Heru memeluk Gilang dengan erat.

"Istighfar, Lang. Kasihan Yoza." Jawab ayah Heru.

Langkah kaki cepat terdengar mendekat. Nayla datang bersama Langit. "Karsa, Yoza kenapa?" Tanya Nayla. Karsa tak menjawab, dia merangkul Nayla mencoba menguatkan diri.

"Ya Allah, doa Ayres tolong kabulin sekarang. Ayres ga siap di tinggal Yoza, ya Allah tolong Yoza." Bisik Ayres. Vernon merangkul pundak Ayres menguatkan sepupunya itu.

Iksan mendekati Sandra yang sedari tadi menangis. "Yoza kuat, kita cukup doain yang terbaik." Bisik Iksan pada Sandra.

Ceklek

Pintu ruangan di buka dokter Rudi. Dia berdiri di depan ayah Heru.

"Maaf, mas." Ujar dokter Rudi. "Yoza terlalu di sayang Allah."

"NGGA! AYAH TOLONG, JANGAN. DOKTER TOLONG YOZA, JANGAN." Teriak Gilang mengamuk di pelukan ayahnya.

"YOZAAAAA. PLEASE, NO. YOZA JANGAN PERGI. KAK TOLONG!" Teriak Sandra diperlukan Iksan.

Karsa terdiam memeluk Nayla sedangkan Ayres berlari masuk.

"STOP! Jangan suster, ventilatornya jangan di cabut, nanti pacar saya ga bisa nafas." Tangis Ayres. Dia memegang kedua pipi Yoza. "Sayang bangun. Za, jangan bercanda." Ujar Ayres berbisik pada Yoza.

MIYOZA [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora