CHAPTER 9

55K 4.7K 279
                                    

HAPPY READING


🌱


"Assalamualaikum, Gitar ganteng datang!" Sapa Gitar yang baru saja datang. Yoza dan Sandra menoleh. "Waalaikumsalam! Jawab keduanya. "Sendirian?' tanya Yoza yang melihat Gitar datang sendirian.

Gitar mengangguk. "Yang lain bakal nyusul, gue ga ada kerjaan jadi kesini duluan! Gimana keadaan lo?" Tanya Gitar setelah meletakkan keranjang buah yang dia bawa. "Baik bang, Alhamdulillah. Makasih ya udah mau nolongin kita!" Ujar Yoza. "Ga masalah, itu kewajiban!"

Yoza berniat untuk duduk namun terlihat kesusahan. "Kata ayah jangan di paksa duduk dulu My Yoza!" Peringat Sandra. "Gue pengen duduk, San!" Jawab Yoza.

Gitar bergerak membantu Yoza untuk duduk sedangkan Sandra menyiapkan bantal untuk sandarannya. "Kak Iksan kesini kan?" Tanya Sandra pada Gitar.

Gitar menoleh. "Kesini, paling benar lagi!" Jawabnya. "Kenapa?" Tanya Gitar lagi. Sandra tersenyum. "Ga apa-apa!" Jawabnya.

Yoza merotasikan matanya. "Halah! Palingan mau caper!" Ujar Yoza. "Ih, itu namanya bukan caper, tapi usaha untuk pendekatan!" Jawab Sandra membuat Yoza mendengus, sedangkan Gitar tertawa.

"Iksan itu ga mudah di dekatin. Ga pernah pacaran dia, banyak yang mau sama dia tapi dia ga mau. Gue sih fine fine aja kalau lo mau dekatin dia, cuma mau semangatin aja. Semoga berhasil!" Jelas Gitar tertawa geli, pasalnya lelaki itu sangat tau bagaimana sifat Iksan.

Sandra menatap Gitar. "Beneran ga pernah pacaran?" Tanya Sandra. Gitar mengangguk. "Lo tau? Banyak cewek-cewek yang secara terang-terangan ngedeketin dia, tapi di tolak mentah-mentah. Pas kita kelas 10, ada kakak kelas nembak dia di tengah lapangan. Beuhhh! Waktu itu heboh banget. Kenapa? Karena Iksan nolak tu cewek, kasihan tau ga hahahaa!" Jelas Gitar.

Yoza terlihat penasaran. "Bang Iksan nolaknya gimana?" Tanyanya. "Pas tu cewek bilang Iksan aku suka sama kamu, kita pacaran ya? Terus dengan muka datarnya Iksan jawab gue ga kenal sama lo, pergi sana, lo bukan tipe gue! Beuhhh rasanya jleb banget." Mendengar penjelasan Gitar membuat Sandra terlihat lesu. Yoza yang melihat itu tertawa. "Kalau lo beneran suka, ya usaha dulu!" Ujar Yoza. Sandra tersenyum, pasalnya Yoza tak pernah mau ikut-ikutan dalam hal cinta seperti ini.

Gitar duduk di bangkar Yoza sedangkan Sandra duduk di sofa. "Udah makan siang?" Tanya Gitar pada Yoza. "Udah bang!" Jawab Yoza.

Yoza menoleh pada buah yang Gitar bawa. "Sandra!" Panggil Yoza. "Pengen makan apel!" Ucap Yoza.

Baru saja Sandra ingin berdiri, Gitar sudah bergerak lebih dulu. "biar gue aja, lo kayaknya ngantuk, tidur gih!" Ujar Gitar mengambil sebuah apel dan sebuah pisau kecil. "Iya sih, aku punya jadwal tidur siang!" Jawab Sandra cengengesan. Yoza melempar Sandra dengan tisu. "Lo kan Kukang!" Sindirnya. Sandra tidak menanggapi Yoza, dia malah memperbaiki posisinya dan memejamkan matanya.

"Nih!" Gitar menyodorkan sepotong apel yang sudah dia kupas. "Padahal gue bisa sendiri, makasih ya!" Terima Yoza dan memakan apelnya.

Gitar hanya memperhatikan Yoza yang sedang mengunyah apelnya. "Kenapa sih bang?" Tanya Yoza merasa di perhatikan. Gitar tersenyum. "Ga apa-apa! Lo cantik!"

Hampir saja Yoza tersedak, dia sudah biasa di puji cantik, namun sekarang kenapa dia merasa salah tingkah. "Hehe gue emang cantik pakek banget bang!" Jawab Yoza mencoba untuk biasa saja. Gitar tertawa.

"WOY!! LO NYURI START DULUAN!" teriak seseorang yang baru saja masuk. Yoza dan Gitar sontak menoleh. "Lo teriak-teriak serasa cuma lo doang yang punya mulut!" Omel Fajar pada Catur.

MIYOZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang