CHAPTER 22

48.4K 4.5K 176
                                    

HAPPY READING

🌱

Pagi ini Yoza merasa sangat bersemangat. Dirinya menyiapkan diri sedari subuh setelah sholat. Jika biasanya dia akan kembali tidur maka pagi ini dia sudah sangat sibuk. Yoza sudah menyibukkan bunda Naya dengan membantunya mengepang rambutnya, menyiapkan bekal, dan segala yang Yoza butuhkan.

Karena hari ini adalah hari olimpiade membuat Yoza merasa bersemangat. Padahal kemarin dia sempat kecewa karena tau bahwa sebenarnya olimpiade ini baru tahap penyeleksian dari tiga sekolah wilayah terdekat. Siapapun yang terpilih akan mengikuti OSN tingkat provinsi.

Meski begitu, Yoza tak kalah semangat karena dari dua sekolah lainnya akan mengutus beberapa murid. Tidak hanya untuk olimpiade tapi juga sebagai kunjungan persahabatan, hanya saja tidak ada kegiatan besar. Hanya beberapa sosialisasi untuk murid yang datang.

"Beneran mau di kepang?" Tanya bunda Naya Yoza yang sudah duduk di depannya.

Yoza mengangguk. "Iya! Biar ga repot nanti kalau ngisi soal-soal. Takut berantakan, gerah juga kalau ga diikat."

Bunda Naya tersenyum. "Semangat banget kelihatannya."

"Hehe iya ya? Padahal baru jam setengah enam!" Jawab Yoza yang juga tak mengerti kenapa dia merasa sangat bersemangat.

"Nanti ngisi soalnya jangan terburu-buru, harus teliti. Anak ayah pintar, pasti bisa!" Celetuk ayah Heru yang ikut bergabung duduk di sofa.

Yoza tersenyum manis. "Pastilah!"

"Nanti bunda buat nasi goreng aja ya? Kamu jadi kan bawa bekal?" Tanya bunda Naya sembari sibuk mengepang rambut Yoza.

"Jadi dong! Agak banyak ya bun, Yoza takut kak Iksan sama si bocil gatel belum sarapan!"

Bunda Naya mengetuk kepala Yoza. "siapa bocil gatel?"

Yoza terkekeh kecil. "Hehee teman Yoza bun, panggilan sayang itu!"

Bunda Naya hanya geleng-geleng kepala, sedangkan ayah Heru tertawa mendengar ucapan Yoza.

Setelah siap, Yoza kembali ke atas untuk membangunkan Gilang dan bersiap-siap. Gadis itu mengenakan seragam yang sudah dia setrika sedari subuh, kaos kaki putih panjang menutupi betisnya, memoles sedikit bedak tabur dan memakai liptint untuk menambah warna di bibirnya, takut jika nanti akan dikira sakit karena bibirnya malah terlihat pucat. Menyemprotkan parfum kesukaan lalu berdiri di depan cermin.

"Anjir cantik banget gue!" Ujarnya memuji diri sendiri. "Ga heran cowok-cowok pada klepek-klepek sama gue, titisan bidadari gini siapa yang nolak!" Yoza tak henti-hentinya memuji diri. Dia bahkan berpikir untuk menggunakan bando dan jepitan rambut berbentuk strawberry tapi segera dia urungkan, takut para murid laki-laki menyerbunya saat sampai disekolah.

Dengan menggendong tas hitam polos dengan sebuah boneka beruang kecil berwarna putih menggantung di resletingnya dan dua buah pin terpasang di bagian depan bermotif bunga berwarna putih. Yoza siap berangkat ke sekolah.

"Selamat pagi bunda, selamat pagi ayah, selamat pagi Gilang!" Sapa Yoza tersenyum lebar pada ketiga anggota keluarga yang sudah berada di meja makan.

"Selamat pagi! Rapi banget anak bunda!" Jawab bunda Naya

"Pagi! Cantik banget anak ayah!" Ayah Heru ikut menjawab.

Yoza melebarkan senyumnya. "Harus rapi dong bun, makasih yah!"

Gilang menelisik penampilan Yoza, hidungnya mengendus seperti seekor anjing. "Wangi banget, mandi parfum lo?" Tanya Gilang membuat senyum Yoza luntur seketika.

MIYOZA [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat