CHAPTER 4

59.3K 5.7K 500
                                    

HAPPY READING

🌱

SMA Garuda Nusantara tengah menjalani ujian untuk penentuan kenaikan kelas. Seluruh murid mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi soal-soal ujian.

Hari ini adalah hari terakhir ujian di adakan. Banyak murid yang sudah menyusun rencana untuk merefresh otak. Begitu juga dengan Grexda, mereka juga akan melakukan kegiatan amal dengan mengunjungi beberapa panti asuhan.

"Hari terakhir di bantai Matematika!" Ujar Gilang frustasi. "Ya Allah Gilang kan anak baik, tolong bantu Gilang untuk ngerjain ujian nanti ya Allah."

Yoza menggelengkan kepalanya, sedari tadi sepupunya itu tak berhenti berbicara. "Santai aja kali Lang!"

Gilang menatap Yoza sinis. "Santai lo bilang? Lo enak pintar. Gue? Kenapa sih ujiannya harus pisah kelas begini."

Yoza tertawa geli, memang selama ujian berlangsung Gilang selalu saja memprotes kebijakan sekolah yang membagi kelas. Karena dari kelas 11 dan 10 di gabung perjurusan. "Enak banget sih anak kelas tiga udah ga ujian!" Celetuk Gilang.

"Kan mereka udah lulus, bego!" Jawab Yoza.

Kring!!

Bunyi bel terdengar. Yoza melihat Gilang semakin frustasi. "Lo pindah ke kelas gue aja bisa ga sih?" Tanya Gilang. Pasalnya sekarang dia tengah misuh-misuh di kelas Yoza, sedangkan dia berada di kelas  sebelah.

"Sana ke kelas lo, ga liat nih penghuninya udah pada berdatangan," ucap Yoza pada Gilang seraya menunjuk arah pintu. Terlihat beberapa murid sudah mulai memasuki kelas.

"Heh keluar sana," usir Kevin yang ternyata duduk tak jauh dari Yoza, Kevin duduk di bangku kedua dari dinding sedangkan Yoza duduk di bangku tepat di samping dinding. Yoza dan Kevin tak terhalang meja namun posisi mereka serong.

"Awas lo kalau nyontekin Yoza," Sergah Gilang.

Bukannya menjawab, Kevin malah tertawa. "Suka-suka gue lah, Yoza mah baik."

Dengan kesal Gilang keluar kelas, tak lupa dia menendang meja Kevin dengan keras membuat seluruh murid yang ada di kelas menoleh.

"Kenapa?" Tanya Iksan pada Kevin.

Ya, Iksan dan Karsa satu kelas dengan Yoza dan Kevin. Sedangkan Catur, Gitar Fajar satu kelas dengan Gilang.

"Belum bisa nerima keadaan kalau dia ga sekelas Yoza," jawab Kevin. Iksan yang berada di samping Kevin mengangguk, sedangkan Karsa yang duduk tepat di belakang Yoza hanya diam.

"Yoza, jangan diam-diam aja lo," tegur Kevin. Pasalnya dia sangat membutuhkan Yoza disaat sekarang.

"Selamat pagi! Silahkan simpan semua barang-barang kalian, ibu mau meja kalian bersih dan hanya ada papan ujian dan pensil saja," ucap Bu Nesa guru muda yang pernah Yoza kempeskan ban mobilnya.

Yoza menatap guru itu tak suka.

"Jangan ada yang bekerja sama, saya tidak akan mentolerir hal seperti itu!"

Bu Nesa sudah berdiri di depan Yoza, dia membagikan kertas soal dan jawaban pada Yoza. Yoza mengabaikan guru tersebut. "Saya harap kamu tidak membuat keributan disini!" Ucapnya pada Yoza.

Yoza mendongak. "Maksudnya?" Tanya Yoza.

Bu Nesa menatap Yoza remeh. "Kamu kan sumber keributan."

Yoza hanya mendengus. "Mending langsung bagiin soalnya terus pergi dari sini," balas Yoza membuat Bu Nesa menatapnya tajam.

"Kamu benar-benar ga punya sopan santun!"

MIYOZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang