CHAPTER 37

44.2K 4.2K 85
                                    

HAPPY READING

🌱

Malam ini markas Grexda tengah dipenuhi para anggotanya. Yoza dan Gilang juga ada disana bersama Kevin dan Nara, mereka tengah duduk di gazebo depan bersama anggota yang lain.

Dikarenakan inti Grexda tengah rapat bersama beberapa inti terdahulu di dalam markas membuat para anggota yang lain berada di luar. Ayres dan Vernon bahkan ikut berpartisipasi dalam rapat yang tak diketahui oleh Yoza tentang apa yang tengah mereka bahas.

Salah satu anggota bernama Farel tengah bermain gitar dengan banyak anggota yang menjadi vokalisnya. Banyak aktivitas lain yang mereka lakukan seperti bermain game online, bermain catur, dan ada yang hanya mengobrol dengan yang lain.

Begitu juga dengan Yoza, Gilang, Kevin, dan Nara yang tengah bermain ular tangga. Yoza yang terus saja tertawa karena Kevin dengan nasib buruknya harus selalu berakhir bertemu dengan mulut ular dan Gilang yang tak pernah mendapat angka dadu sesuai harapan.

"Sabar ajalah Vin." Ujar Nara. Menatap kasian pada temannya itu, namun juga tak bisa menyembunyikan tawanya.

Yoza mengelap sudut matanya yang terasa berair. "Sedih banget. Baru juga dapet tangga, pas jalan lagi malah ketemu ular."

Mendengar ucapan Yoza membuat Kevin tersungut-sungut. "Ini kenapa nasib gue sial banget sih?" Merasa kesal pada dirinya sendiri.

"ASTAGHFIRULLAHALADZIM!" Gilang memekik gemas. Bagaimana tidak, dia sudah berada di titik akhir permainan namun tak juga mendapat angka sesuai.

Sibuk dengan keributan yang mereka lakukan hingga suara knalpot motor besar menarik perhatian mereka. Ternyata itu Angga, salah satu anggota dengan motor yang baru saja dia modifikasi.

"Widihhh anak tukang pamer datang." Celetuk Kevin dengan watadosnya.

Angga tertawa kecil. Tidak merasa tersinggung karena itu memang julukan untuknya dari anak-anak. "Keren ga? Baru keluar tuh!" Balas Angga menunjuk motornya.

Yoza mengangguk. "Keren kok. Gue pinjem boleh ga?" Tanya Yoza. Bagaimana tidak penasaran, motor Angga selalu dipakai untuk turun balapan dan sangat jarang gagal.

"Boleh aja. Asal kalau ada yang lecet, lo ga ngamuk pas gue minta ganti rugi yang mahal." Jawab Angga. Laki-laki itu tidaklah pelit, siapapun anggota yang butuh motornya akan dia pinjamkan asal bisa menjaga saja.

Yoza tersenyum manis pada Angga. "Aman! Kalau lecet gue ganti baru." Balas Yoza membalas sedikit kesombongan Angga.

Haris yang mendengar percakapan Yoza dan Angga pun ikut bersuara. "Serius lo? Gue ga pernah liat lo bawa motor." Ujarnya.

"Wih Lang, tolong kasih paham mereka semua." Jawab Yoza berekspresi sombong.

"Bisa Lang?" Tanya Haris.

Gilang menoleh. "Dia lo suruh bawa helikopter aja bisa. Gayanya aja yang kayak ratu Inggris ga mau bawa motor sendiri ke sekolah." Jawab Gilang. Sebenarnya dia juga tengah kesal, apalagi mengingat ucapan Yoza yang mengatai dia adalah sopir pribadinya.

"Nih!" Angga memberikan kunci motornya kepada Yoza. "Gue percaya sama lo, hati-hati aja. Kalau jatuh jangan lupa teriak, biar ada yang tolongin lo." Tambahnya sedikit tertawa.

Nara menepuk bahu Kevin."Vin, pinjam motor lo." Ujarnya. Berniat ikut dengan Yoza, bisa saja mereka berdua berkeliling kota malam ini.

"Ga usah pinjem, bawa aja." Yoza berucap dengan tangan yang langsung mengambil kunci motor Kevin yang tergeletak di sampingnya. Kevin mendengus pada Yoza. Yoza selalu saja bertindak seenaknya.

MIYOZA [END]Where stories live. Discover now