CHAPTER 8

52.4K 4.8K 186
                                    

HAPPY READING

🌱

Mobil yang dikendarai Gitar sudah masuk ke halaman rumah sakit. Anak-anak Grexda yang menggunakan motor berhenti di depan gerbang.

"Kita ga bisa masuk semua! Terlalu banyak," ucap Iksan yang memimpin pasukan.

Salah satu dari mereka yang bernama Haikal turun menghampiri Iksan. "Kita bakal balik, biar lo dan yang lainnya nungguin Yoza. Seperti yang lo bilang kita ga bisa masuk semua takutnya ganggu kenyamanan pasien yang lain."

Iksan mengangguk. "Hati-hati ya! Gue titip pasukan sama lo bang," ujar Iksan pada Haikal si anggota yang baru saja lulus sekolah beberapa minggu yang lalu.

"Tolong kabarin kita tentang kabar Yoza bang," pekik salah satu dari mereka.

Iksan kembali mengangguk. "LANGSUNG PULANG! JANGAN KELIARAN LAGI, HATI-HATI," titah Iksan menghidupkan kembali motornya dan masuk ke halaman rumah sakit bersama Harlan dan Kevin.

Di sisi lain

Gitar menghentikan mobilnya di depan UGD.

Karsa segera menggendong Yoza yang sudah tak sadarkan diri. Gilang dan Sandra berlari mendului Karsa guna memanggil perawat.

"SUSTER!!" teriak Gilang mengejutkan orang-orang yang ada di UGD.

"HELP! Suster tolong sepupu saya!" Sandra menghampiri dua orang perawat yang membawa bangkar.

Karsa langsung menidurkan Yoza di brangkar itu dan langsung mendorongnya.

"Ayah, Yoza kena tusuk orang," ucap Gilang panik pada Ayah Heru di telpon.

Mereka menunggu di depan pintu kamar UGD.

Ayah Heru datang dengan berlari tepat saat itu juga seorang perawat keluar dari ruangan Yoza.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Ayah Heru.

"Cukup parah dok, pasien sedang di tangani dokter Indra di dalam," jawab perawat itu.

"Hubungi tim saya! Suruh mereka siapkan ruang operasi sekarang!"

"Baik dokter!"

Ayah Heru masuk ke dalam tanpa menghiraukan Gilang dan Sandra.

"Hiks... Oh God, I beg you to save my Yoza," tangis Sandra. Badannya bergetar hebat, tangan Sandra dipenuhi darah Yoza bahkan lengan bajunya yang berwarna cream sudah berubah menjadi merah. Begitu pula Karsa, kaos putihnya sudah dipenuhi darah Yoza, tangannya juga sama. Mengingat Karsa menekan luka Yoza menggunakan tangan kosong.

Gilang berbalik melihat Sandra, dengan langkah gontai dia menarik Sandra kedalam dekapannya. Tangis Sandra pecah. "Hiks.. Sorry! Seharusnya hiks.. aku ga paksa dia buat temani aku keluar."

Gilang mengelus punggung Sandra. "Yoza kuat! Kita semua tau itu, jangan mikir yang nggak-nggak," meski hubungan mereka sangat jarang akur, tapi mereka tetaplah saudara. Gilang dan Sandra memang tidak berhubungan darah sedekat mereka pada Yoza tapi mereka yang sudah dekat dari kecil membuat mereka pasti saling menyayangi satu sama lain.

"Gimana Sa?" Iksan datang bersama Kevin dan Harlan. Karsa hanya menggeleng.

"Masih di tangani dokter!"

Kevin menyandarkan tubuhnya di dinding. "Sebenarnya kenapa bisa sampai begini si?" Tanyanya. Mereka semua tak ada yang menjawab, Sandra yang merasa bahwa hanya dia satu-satunya orang yang tahu mencoba menjelaskan.

"Aku ngajak Yoza buat nyari jagung bakar. Kita ke taman yang banyak jualan di pinggir jalan. Yoza is thirsty, Yoza pergi ke penjual minuman sedangkan aku nungguin dia sambil makan jagung, suddenly three guys came. They tease me, aku coba untuk ga nanggepin mereka. But they are presumptuous, mereka nyentuh-nyentuh dagu aku, mereka pegang-pegang tangan aku. I am scared, terus Yoza datang. We intend to go, tapi mereka ga ngebiarin kita pergi gitu aja, Yoza mukulin mereka setelah itu kita langsung pergi. But, on the way they came again with his friends. Mereka maksa Yoza turun, Yoza di keroyok, until you all come!" Sandra menyelesaikan ceritanya. Dia bisa merasakan tangan Gilang yang mengepal di balik punggungnya.

MIYOZA [END]Where stories live. Discover now