CHAPTER 33

48.9K 4.7K 503
                                    

HAPPY READING

🌱

Motor Karsa berhenti di depan rumah Nayla. Nayla segera turun dan melepas helmnya.

"Kamu langsung pulang ya, udah mau magrib." Ujar Nayla.

Tapi Karsa tak menjawab. Laki-laki itu terlihat murung, tatapannya kosong menatap jalan.

"Karsa!" Panggil Nayla lembut. Gadis itu mengusap lengan Karsa. "Yoza pasti baik-baik aja."

Karsa mendengus pelan. "Aku masih ga percaya dia sakit parah Nay."

"Kita doa buat Yoza. Yang terpenting, kita harus selalu semangatin Yoza supaya dia semangat untuk berobat."

Karsa menggenggam tangan Nayla. Laki-laki itu merasa beruntung memiliki Nayla. "Makasih ya! Kamu selalu ngertiin aku."

Nayla tersenyum lembut. "Aku ngerti perasaan kamu. Dari awal aku ketemu Yoza, aku udah yakin kalau dia anak yang baik. Tau kalau kamu buka hati untuk temenan sama dia ngebuat aku senang. Kamu bilang kalau Yoza bisa bikin kamu nyaman dan aku ga masalah, kamu izin ke aku untuk dekat sama Yoza dan aku juga ga masalah. Kamu punya Yoza sedangkan aku punya Langit, mereka punya tempat tersendiri di hati kita. Mereka sama-sama kita anggap sebagai saudara. Aku juga paham kenapa kamu jadi sekhawatir ini sama Yoza, karena Yoza adik Keinan. Dan aku ngerti itu."

"Makasih sekali lagi!"

"Iya! Sekarang kamu pulang, besok kita jenguk Yoza."

Karsa mengangguk lalu segera pergi meninggalkan rumah Nayla. Hubungan keduanya sangatlah sehat, sama-sama dewasa menanggapi segala sesuatu hingga mereka sangat jarang bertengkar. Bahkan Fajar secara terang-terangan mengatakan iri dengan kelancaran hubungan Nayla dan Karsa, padahal dia jauh lebih dewasa dari Karsa dan Nayla tapi dia malah lebih sering bertingkah kekanakan jika sudah bersama Zahra.

🌱

Yoza sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Mami Renata dan bunda Naya sudah berada di sana bersama Sandra.

"My Yoza, kamu laper ga?" Tanya Sandra yang duduk di kursi di samping bangkar Yoza.

"Laper! Pesan makan sana." Ujar Yoza.

"Ga boleh. Kamu harus makan makanan dari rumah sakit!" Mami Renata berujar.

"Makanan rumah sakit tu ga enak mi, ga bikin kenyang juga. Yoza mau makan mie ayam bakso!"

Bunda Naya menggeleng. "Nanti, tunggu udah keluar baru boleh jajan lagi."

"Kan yang sakit tangannya, bukan mulut apalagi perut." Yoza tetap membujuk.

"Kalau di kasih tau orang tua tu nurut coba."

Yoza mendengus kesal. Sedangkan Sandra tengah tersenyum kikuk, takut ikut kena omel karena dia yang memulai.

Ceklek

Pintu dibuka oleh Gilang yang datang bersama ayah Heru dan papi Bagas.

"Udah malam bun, kita pulang yuk!" Gilang menghampiri bunda Naya.

"Iya, kalian pulang aja sekalian sama Sandra." Ayah Heru berujar.

"Sandra nginep disini aja deh, boleh ya, pi!" Sandra meminta izin pada papi Bagas.

"Nanti kamu susah tidurnya, disini ga ada kasur. Kamu pulang aja, besok kesini lagi."

Sandra mengerucutkan bibirnya. Niatnya dia ingin menemani Yoza disini. "Tidur sama my Yoza kan bisa."

MIYOZA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora