CHAPTER 17

46.9K 4.3K 209
                                    

HAPPY READING

🌱

Ceklek

"Za!" Gilang muncul dari balik pintu. "Lo ga apa-apa? Mana yang luka?"

Yoza menggeleng seraya menggenggam baju kaosnya. Yoza dan Ayres memang pulang kerumah Gilang.

"Kok tau?" Tanya Yoza. "Ayres nelpon Karsa, gue lagi sama Karsa tadi!" Jawab Gilang.

Gilang mengecek kondisi Yoza. "Ga ada yang parah kok, cuma lecet-lecet doang." Ujar Yoza santai. Gilang mengangguk. "Ya udah, ganti baju terus kita obatin luka lo dibawah, Ayres sama anak-anak di bawah."

Yoza menoleh bingung. "Kok ada mereka?" Tanya Yoza membuat Gilang berdecak. "Kan Ayres nelpon Karsa tadi!"

Yoza segera masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian. "Tunggu disitu!" Ujar Yoza pada Gilang.

Setelah Yoza selesai berganti pakaian, dia dan Gilang segera turun ke bawah. Yoza yang melihat sudah tidak ada tempat duduk di sofa pun memilih duduk di karpet tepat di depan meja, tangannya langsung mencomot cake yang di hidangkan bunda Naya.

Karsa menepuk tangan Yoza. "Obatin dulu luka lo!" Ujar Karsa menarik Yoza untuk mendekat padanya.

Yoza menurut. Gadis itu dengan santai duduk di depan Karsa sambil memakan cake nya.

Gitar sedari tadi diam memperhatikan Yoza, dia cukup kagum dengan ketenangan Yoza. Atau memang Yoza sangat pandai bermain peran. Mengapa gadis itu terlihat sangat biasa saja berada di dekat Karsa, jika kebanyakan gadis akan bereaksi jika berdekatan dengan orang yang dia suka. Maka Yoza tidak terlihat seperti itu.

"Queen of drama banget lo Za, sampai orang-orang ga sadar sama perasaan lo selama ini!" Batin Gitar.

"Berantem lagi kan?" Celetuk bunda Naya yang datang membawa beberapa minuman kaleng.

Yoza mendongak. Kini Karsa sedang mengobati lututnya. "Mana ada! Badan lecet begini kok di bilang berantem. Kan udah Yoza bilang, kita jatuh dari motor." Jawab Yoza membela diri.

Bunda Naya bersedekap dada. "Kenapa bisa jatuh? Kenapa juga ga pulang sama Gilang? " Tanya bunda Naya masih tak percaya.

Yoza dan Gilang saling tatap. "Takdir Bun!" Jawab mereka berdua membuat bunda Naya mendengus.

"Punya anak dua ga pernah bener kelakuannya, yang berantem lah, yang jatuh dari motor lah, yang matahin tangan anak orang lah, yang suka maling buah-buahan tetangga lah. Ampun banget!" Bunda Naya mengoceh seiring jalannya memasuki dapur kembali.

Kedua anak yang tengah di ocehi itu meringis lalu tertawa pelan. Sedikit malu karena teman-temannya tengah menahan tawa sekarang.

"Pffttt.. Gue yakin tante Naya tertekan selama ini!" Celetuk Catur membuat Fajar tertawa. "Tante Naya kena mental hahahaa!" Tambah Fajar.

Yoza mendengus kesal. "Bang marahin mereka!" Ujar Yoza pada Karsa.

"Yang diomongin mereka bener kan?" Jawab Karsa acuh.

Yoza mencebik kesal. "Lo ga mau belain gue Res?" Tanya Yoza pada Ayres yang sedari tadi diam.

Ayres meletakkan kaleng soda yang dia genggam. "Itu yang disebut bunda lo beneran?" Tanya Ayres membuat Yoza mendengus. "Ngga! Bunda berlebihan," jawab Yoza.

"Apa perlu gue sebut gimana lo ngempesin ban mobil Bu Nesa, lo mukul Bianca sampai pingsan, terus--

"Berisik lo bang!" Sentak Yoza memotong ucapan Catur.

MIYOZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang