TL 47 - Kesalahan

2.7K 179 12
                                    

Saat engakau bersalah, cara terbaik yang harus kamu lakukan adalah memperbaikinya~Author

Semua mata tertuju pada bariton suara yang mampu membius suasana yang awalnya masih terisi suara anak-anak bermain. Suara itu sangat mengejutkan Dira. Sebab suara itu adalah suara yang sangat dikenalnya.

Kepingan kenangan awal kisah rumit ini memenuhi otaknya. Membuatnya semakin terisak dan bersedih. Ia memandang pria itu dan Ardi bergantian berulang kali. Ia semakin erat mendekap Ardi.

Ismail mendekati pria itu dan memberikan hormat. Pria itu berbisik ke Ismail, membuat sipemilik telinga mengangguk perlahan. Dan dibelakang pria itu berjalanlah Alea Ahmad. Pria itu sangat mengetahui apapun yang terjadi saat ini dan sebelumnya. Dia adalah Alfariz Ahmad. Yang biasa disebut Pak Ahmad.

Sementara Ardhan ia hanya bisa mematung, melihat semua orang yang sedang menunggu respon darinya. Namun batinnya juga sangat sedih, ia tidak bisa menyakiti dua hati sekaligus. Ada Alan dan Ardi yang menjadi dambaannya.

Jika kalian ingin tau, apakah keluarga Dirgantara tau akan hal ini? Tentu saja mereka tau. Namun, keluarga Dirgantara yang sangat menjunjung tinggi keningratan mereka, tidak akan pernah menyetujui semua yang mereka lakukan.

Pak Ahmad datang dan mendekati Dira. Dilihatnya gadis itu dengan seksama. Pandangannya tak luput pada bayi yang ada dalam gendongan Dira.

"Bolehkah aku menggendongnya Nak?" Pak Ahmad mengulurkan tangannya dengan penuh antusias.

"Tidak, tidak ada yang boleh menyentuh putraku. Dia anakku dan hanya akan menjadi anakku." Dira semakin erat mendekap Ardi.

Ardhan dan Ismail mendekat bersamaan. Namun Dira segera berlindung di belakang Ismail dan membuat Ardhan sangat cemburu. Sementara Alea segera menggendong Alan.

"Tenanglah Dir. Ada Pak Ahmad yang akan membantumu." Ismail berbisik lirih. Dira semakin erat menggenggam tangan Ismail.

"Baik Nak, jika itu mau mu." Pak Ahmad hanya tersenyum manis.

"Ardhan, bayi itu milikmu bukan? Kenapa wanita ini justru berlindung dibalik pria lain? Bukankah kau bilang dia istrimu? Atau jangan-jangan anak itu anak pria lain?" Dewinta melirik Ardhan dan Dira dengan penuh kemarahan melihat perilaku Dira.

"Dia putraku nyonya. Hanya putraku" Dira memberanikam diri melawan.

"Ardhan, bisa kau jelaskan semua ini?" Dewinta memicingkan mata menatap Dira.

"Ibu.. tolong tenanglah sebentar." Ardhan mendekati ibunya.

"Bagaimana ibu bisa tenang Nak? Lihatlah, seorang wanita bersuami bersembunyi dibalik pria lain. Ada hubungan apa diantara mereka?" Dewinta memicingkan mata.

"Dia anak yang sangat baik mbak!" Pak Ahmad membela Dira, membuat semua orang yang ada diruangan itu mengalihkan fokus mereka.

Semua anak-anak dan balita, sudah dibawa keluar masing-masing oleh pemgasuh mereka, hanya tertinggal Ardi dan Alan dalam dekapan ibunya masing-masing.

"Kalau begitu, aku ingin bayi itu tes DNA!" Dewinta menatap mata Dira debgan penuh kemarahan.

Silahkan vote dan komen, agar penulis bisa semakin bersemangat dalam membuat ceritanya.. Terima kasih

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now