TL 14 - Kabar Terbahagia

5.3K 248 0
                                    

*Selamat Ramadhan 1441H ya.. jangan lupa vote, komen dan follow me ya,, agar makin semangat nulis ceritanya...

Beberapa mobil dan truk memasuki pelataran rumah mewah Dirgantara, banyak orang sibuk berlalu lalang menata bunga di luar dan didalam rumah. Rumah dihias sedemikian rupa, layaknya seperti akan mengadakan pernikahan.

"Ada apa sih mba dirumah nyonya Alea?" Dira keluar rumah dan menanyai salah satu asisten rumah tangga di rumah mewah itu.

"Syukuran empat bulanan bayi Nyonya Alea." Jawab asisten itu sambil berlalu pergi.

Dira mengelus perutnya, bukankan ia juga hamil empat bulan? Ia mengira bahwa syukuran itu akan dilaksanakan untuk bayi yang ada didalam perutnya. Ia tersenyum manis sekali sambil kembali masuk rumah dan bersembunyi di kamar.

Dipandang foto hasil USG minggu lalu, sebuah janin tergambar jelas dikertas putih itu. Ada rasa bahagia sekaligus sedih. Hari demi hari yang dilaluinya bersama janin itu membuatnya semakin jatuh hati dengan janinnya.

Tak terasa air matanya meleleh, rona bahagia dan duka menyelimutinya bersama. Bahagia karena akan terlepas dari ikatan balas budi dan berduka akan berpisah dari buah hatinya.

Namun ia merasakan sedikit aneh, bukankah ia belum memberi tau bahwa ia hamil? Jadi apakah keajaiban telah menghampiri pasangan suami istri itu? Ia ikut gembira, bahwa mereka akan segera memiliki dua bayi sekaligus.

"Aku harus segera keluar membeli hadiah." Dira girang bukan main.

🌱🌱🌱🌱🌱

"Pastikan semua ini berjalan dengan baik. Aku hanya ingin yang tebaik untuk istri dan anakku." Ardhan berbicara dengan Jonan asisten pribadinya.

Jonan hanya bisa mengangguk. Ia tak berani berkomentar atau memberi pendapat tanpa diminta sang majikan.

"Tuan, bagaimana dengan Mbak Dira?" Jonan mengingatkan sang pemilik rumah.

"Pastikan tidak ada orang yang tau akan semua ini. Jangan sampai banyak orang memperhatikan rumah itu. Dan jangan sampai dia keluar sampai acara selesai." Ardhan menatap langit dengan raut bahagia hari ini.

Senyum Ardhan terus terilhat diwajahnya. Semenjak istrinya hamil, raut mukanya sangat bersinar. Tidak ada amarah, atau bahkan wajah datarnya. Hari-harinya pun penuh dengan memaafkan banyak orang.

Sementara Alea dikelilingi banyak orang didalam kamar, dua jam lagi acara syukuran akan dimulai, ia bersiap-siap. Berdandan secantik mungkin.

"Selamat ya nak, semoga Allah selalu memberikan keberkahan untuk anak kalian kelak."  Ibu mertua Alea datang dan memeluk menantunya.

Alea juga menyunggingkan senyumnya. Tak ada sedikitpun raut wajah sedih dan gelisah seperti yang dialaminya seperti sebelumnya. Namun ada yang satu mengganjal di hatinya.

Terlalu LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang