TL 26 - Hapus Aku

5.4K 268 0
                                    

*) Saya ucapkan terima kasih banyak kepada yang sudah membaca, memberikan vote dan berkomentar pada cerita ini. terlebih lagi bagi yang sudah memasukkan kedalam reading list kalin. 🙏🙏🙏🙏 Silahkan dengarkan lagu hapus aku dari Nidji ya agar feel nya lebih dapat.

Sadarkan aku Tuhan dia bukan milikku biarkan waktu, hapus aku.

Berbulan-bulan Ardhan mencari jejak Dira, namun semuanya buntu. Johan mengatakan bahwa dia menyewa jasa detektif untuk menelusuri keberadaanya, namun tak kunjung ditemukan.

Rasa gemuruh dihatinya begitu memuncak. Setiap waktu dari buku periksa kehamilan yang ia temukan di rumah kecil Dira ia hitung. Artinya sekarang sudah masuk bulan kesembilan. Tinggal menunggu bayi itu lahir.

Sabulan yang lalu, ia menemani Alea melahirkan Baby R atau Baby Rajendra begitu mengharu biru dan penuh dengan ketegangan. Ia hanya bisa pasrah melihat istrinya begitu kesakitan.

Kini, ia akan mendapatkan anak keduanya. Anak yang terlahir dari istri mudanya. Tunggu, istri muda?? Bukankah Dira hanya seorang ibu pengganti yang pergi entah kemana setelah sang penyewa rahimnya bisa hamil sendiri.

Bayangan Dira sering masuk ke mimpinya, senyum tulus gadis itu, dan bagaimana Dira tetap memperlakukannya dengan baik walaupun ia terus berkata kasar padanya.

Ia juga merasa aneh, akhir-akhir ini Alea juga mulai berubah. Ia menjadi lebih gampang marah dan menangis. Padahal semua orang di rumahnya memperlakukannya lebih istimewa.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Rindu? Pasti. Ingin bertemu? Pasti. Ingin menumpahkan isi hati? Pasti. Ingin dicintai? Sangat pasti.

Itulah Dira saat ini. Menjelang hari-hari kelahiran anaknya, ia gelisah. Angannya begitu jauh. Ia ingin melahirkan didampingi orang-orang yang mencintainya. Ada ibu, ada bapak dan yang pasti ada suami.

Tunggu!! Suami??

Suami siapa? Sumai Alea Ahmad? Atau suami Indira Trisha?? Senyum kecut itu terukir dibibir cantiknya. Ia membayangkan anaknya akan lahir dan semua orang akan menyambutnya dengan bahagia.

Namun rasanya sangat miris, semua itu hanya semu. Ibu dan bapak angkat dikampung tidak tau jika dirinya hamil, suami yang tidak pernah menginginkannya, dan madu nya yang membuangnya seperti sampah tak berguna.

"Tenang, ada aku. Aku yang menemanimu. Aku kan ayah bayimu." Ismail menepuk pundak Dira dari belakang hingga si empunya terkejut.

"Mas? Kapan datang?" Dira menoleh saat Ismail duduk disebelahnya.

"Baru saja, aku dapat kabar dari Bu Gita, kamu murung belakangan ini setelah menerima sebuah paket." Ismail mengerucutkan bibirnya tanda tak suka.

"Hemh.. hiya.." Dira menatap langit sore yang terlihat penuh dengan kabel2 diatas atap rumah warga.

"Apa yang kamu pikirkan? Ada aku." Ismail mulai menggenggam tangan Dira.

"Aku ingin waktu menghapusku mas." Airmata itu lolos begitu saja.

" Jangan, ada Baby A yang harus kamu jaga. Dia baby cowok.. dia akan melindungimu." Ismail hanya bisa menoleh tanpa bisa menghapus airmata Dira.

"Rasanya berat mas. Aku takut suatu saat dia bertanya tentang ayahnya." Dira melipat bibirnya dengan air mata terus mengalir.

"Kalau dia bertanya, jawab saja aku ayahnya. Aku akan menjadi pelindungnya." Ismail terus menyemangati Dira.

"Tidak semudah itu mas." Dira menoleh.

"Kenapa?" Ismail berusaha meyakinkan Dira.

"Cukup aku yang tau mas." Dira menyeka airmatanya.

"Aku mau Dir, jadi tempat bersandarmu. Aku mau Dir menerima segala keluh kesahmu. Aku mau jadi tempat semua itu." Ismail menggenggam tangan Dira semakin erat.

"Caranya?" Dira menunduk tak berani menampakkan wajahnya.

"Seperti yang kamu mau aja. Sampai kamu mau berbagi semua denganku." Ismail melepas genggamannya dan mengusap rambut Dira.

"Kamu sudah makan belum? Hari ini aku membawakan roti bakar untuk mu." Ardhan berlari menuju motor sport nya.

"Kenapa mas baik sama aku? Aku ngga tau harus membalas dengan apa." Dira begitu girang menerima roti bakar dari Ismail.

"Apakah kebaikan perlu alasan?" Ismail menatap Dira dengan penuh antusias.

"Kamu cukup melahirkan Baby A, dan menjadi ibu terbaik baginya." Ismail menyodorkan sebotol air minum untuk Dira minum.

"Aku ngga bisa disini terus mas. Aku butuh pekerjaan untuk menjadi ibu yang baik untuk Baby A kedepan." Dira begitu antusias mendengar kalimat Ismail.

"Nanti kita pikirkan setelah bayimu lahir ya. Sekarang fokus ke kesehatan mu. Karena kau akan berjuang keras untuk melahirkannya." Ismail ikut makan roti bakar yang disodorkan Dira.

"Apakah nanti saat aku melahirkan mas akan menemaniku?"

*) Ismail ada rasa ngga sih sama Dira? Kok kaya nya bikin baper terus ya? Mungkin ini yang disebut "BOJOMU SEMANGATKU?" WKWKWKWK...

Jangan lupa baca ceritaku satunya ya, kisah gadis yang 2x menjadi menantu dari pak kyai tempatnyaa menimba ilmu. 2 suaminya adalah saudara kembar yang masing-masing punya cinta nya sendiri. Cek cara dia merebut hati suami keduanya? Baca ya.. judulnya " Rahasia"

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now