TL 17- hasil dari sebuah pilihan

5.5K 289 16
                                    

*)Selamat menunaikan ibadah puasa?  Jangan lupa follow akun mb thor ya.. agar makin semangat nulisnya...

Kala ku tenggelam
Kutak berharap kau ada
Untuk menemani
Untuk memberi senyum
Terlalu lelah..
-evo"Terlalu Lelah"

Langit malam begitu indah, bulan purnama menampakkan sinarnya menerangi langit malam yang gelap. Membawa kebahagiaan bagi siapapun yang jatuh cinta.

Ardhan dan Alea menikmati indahnya bulan purnama dari balkon kamar mereka. Keduanya nampak asyik bersenda gurau, sesekali ia mengelus perut istrinya yang mulai membuncit.

"Aku tak sabar mas berbelanja untuk kebutuhan baby D," Alea mengelus perutnya yang kadang mulai terasa tendangan kecil dari bayinya.

"Sabar lah sayang, kata ibu kan menunggu dia delapan bulan." Ardhan mengelus perut istrinya.

"Benar juga ya mas. Aku ngantuk mas. Aku mau tidur dulu." Alea beranjak dan masuk kamar.

"Aku ada beberapa pekerjaan sayang,, nanti aku menyusul."

Ardhan berjalan gontai, akhir-akhir ini ia sering ke rumah mungilnya, tempat ia menyimpan istri sewanya. Dirumah itulah ia menemukan rasa nyaman.

Ia mulai memasuki rumah yang dulu ditempati Dira. Memang tempat ini selalu dibersihkan oleh asisten rumah rumah tangganya, nyatanya bayangan Dira kadang masih melintas.

Ardhan membuka lemari berwarna putih ungu di kamar Dira. Lemari yang mereka sediakan untuk perempuan yang mewujudkan impian istrinya.

Ia melihat beberapa kotak perhiasan dengan isisnya yang utuh. Baju-baju pemberian Alea dan beberapa pernak-pernik. Kemudian melohat sebuah map batik dan membacanya.

Sebuah kontrak kerjasama antra Dira dan Alea. Dadanya begitu miris, membaca halaman belakang lembar demi lembar surat itu.

Semoga aku tidak salah memilih. Semoga kelak, akan ada seseorang yang menerimaku, sebagai perempuan yang pernah menjual jiwa dan rahimnya demin kebahagiaan semua orang.

Dan untuk anakku, semoga engkau selalu bahagia..

🌱🌱🌱🌱🌱

"Biarkan saja dia pergi mas. Lagian apa gunanya dia ada disini. Tentang uang ya biarkan saja. " Alea menyisir rambutnya pagi ini.

"Bagaimana debgan hasil kerjanya?" Ardhan menyembunyikan kehamilan Alea dari siapapun.

"Dia hamil?" Alea ketus.

"Seumpama,," Ardhan menggantung jawabannya.

"Aku ngga peduli mas. Aku udah ada baby D" Suara Alea lirih namun ketus.

"Bukankah dulu..." Ardhan mulai memijat pelipisnya.

"Udah lah mas, aku ngga mau memikirkan gadis itu. Bukankah bagus dia pergi sesuai perjanjian itu." Alea mencengkeram sisirnya.

"Seandainya..." Ardhan hanya bisa menggantung kalimatnya.

"Sudahlah mas. Aku ngga mau bahas dia lagi. Bukankah kita sudah membayar lebih dari kontrak itu. Seharusnya hidupnya jauh dari kata kurang." Alea mulai naik pitam.

"Iya sayang.. " Ardhan mulai memeluk Alea.

Baginya ketenangan hidup Alea adalah segalanya. Namun ia juga tak memungkiri bahwa ia memikirkan nasib Dira, mengingat perempuan itu membawa janin yang berasal dari benihnya.

'Aku harus bergerak.' Batin Ardhan sambil mengelus punggung istrinya.

*) Kira-kira apa yang dilakukan Dira ya?

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now