TL 7 - Kepingan Tiga Harapan

5.5K 259 3
                                    

Ardhan terdiam dan membeku mendengar lirih ucapan istri mudanya itu. Tak pernah terbayangkan jika ternyata gadis yang ada dihadapannya mengakui perasaannya.

"Aku tahu kamu pasti berbohong!" Ardhan bangkit dan mendekati arah pintu. " Aku bukan pria yang sepertu dalam pikiranmu. Kerjakan saja tugasmu. Aku membayar mahal atas segala kebodohan mertuaku." Ardhan meninggalkan Dira.

"Aku tau aku yang jahat. Tapi aku juga punya hati." Dira memegang lengan Ardhan dan membuat pria itu menghentikan langkahnya.

"Berulang kali kau mengatakan kau punya hati. Hati apa yang kau miliki?" Ardhan menatap lurus kedepan.

"Aku, perempuan yang rahimnya disewa oleh istrimu, untuk melahirkan anakmu, kau perlakukan aku seperti ini?" Dira mulai memberanikan diri.

"Kau menghina Alea? Kau lupa siapa dirimu? Dengan beberapa koper uang dan beberapa kotak berlian kau berani menghinanya?" Ardhan menatap Dira dingin dan penuh amarah.

"Aku tak menghinanya, aku hanya mengingatkanmu. Aku menatapmu sebagai orang yang sangat baik. Tak kusangka , kau hanyalah seekor  harimau yang mengeluarkan kukunya pada yang rapuh." Dira menatap mata Ardhan penuh ketakutan.

"Aku tidak peduli pada apa penilaianmu, bagiku kau tak lebih dari wanita penjual kenikmatan." Ardhan marah dan meninggalkan Dira.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

"Hai Dira, apa kabar?" Alea mendatangi tempat tinggal Dira.

"Kabar baik nyonya. Apa nyonya tidak bekerja hari ini?" Dira tersenyum manis.

"Hari ini aku bekerja dari rumah. Bagaimana dengan Mas Ardhan, apakah dia baik padamu?" Alea tersenyum semanis mungkin walau pun hatinya perih.

Dira mengulum bibirnya, jika ia jujur belum tentu Alea akan percaya padanya, namun jika berbohong maka dirinya sendiri yang akan menerima pil pahit perilaku Ardhan.

"Sejauh ini tuan sangat baik nyonya." Dira tersenyum samar.

"Dia memang pria yang sangat baik." Alea tersenyum manis.

"Apakah nyonya tidak menyesal dengan semua ini?" Dira tersenyum getir.

Alea menatap tajam Dira. Bagaimana bisa gadis muda dihadapannya berani menanyakan isi hati seorang istri yang dipoligami suaminya.

"Sejauh ini baik, karena aku tau suamiku akan selalu kembali padaku." Alea menutupi perih hatinya.

Bolehkah aku juga merasakannya nya? Dira membatin dalam hati.

"Aku berharap bayi kami segera lahir darimu. Bayi yang selama ini kami tunggu." Alea memandang Dira penuh harap.

"Kenapa nyonya tidak mencoba bayi tabung?" Dira memberanikan diri bertanya.

Jangan lupa vote dan komen ya dear.. agar mb author idenya ngalir terus...

Terlalu LelahNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ