TL 13- DUA GARIS

5.4K 252 0
                                    

*Dear pembaca jangan lupa beri vote, komen dan follow mb thor ya.. biar makin semangat menulis cerita ini.

Dua bulan sudah Ardhan mabuk seperti perempuan yang mengalami morning sickness. Berkali-kali ia menyambangi dokter, namun tak ada satu jawaban yang membuatnya puas, karena ta ada diagnosa penyakit yang menyarangnya.

Beberapa teman mengatakan, mungkin Alea hamil, namun Ardhan yang merasakan ngidamnya. Apa?? Ardhan mengidam??? Sungguh diluar penalarannya.

Sore ini, ia menemani istrinya yang sedang sibuk berbelanja untuk mereka makan. Ya selama di Singapura mereka harus berhemat disaat perusahaan sedang dalam masalah keuangan.

"Sayang, apa kita perlu ke dokter kandungan?" Ardhan menepuk bahu istrinya yang sedang sibuk memilih sayuran.

"Untuk apa mas?" Alea terkejut.

"Memeriksakan kandunganmu. Kata orang bisa jadi istriku hamil dan aku yang mengidam." Ardhan terseyum sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya Tuhan, istri yang mana mas? Istri muda ya?" Alea terkekeh.

"Bisa tidak, kamu tidak membahas dia diantara pembicaraan kita?" Suara Ardhan mulai naik satu oktaf.

🌱🌱🌱🌱🌱

Mood Ardhan berubah drastis, ia mengira Alea akan sependapat dengannya, nyatanya ia selalu membahas Dira dan Dira diantara pembicaraan kami. Dan itu membuat aku mual.

Kulihat Alea sibuk memainkan hp bangku penumpang. Ia terkikik sendirian, dan bahkan terbahak-bahak. Ia membiarkanku fokus menyetir jalanan yang mulai macet.

Sesekali Ardhan menatap istrinya dari kaca dalam mobil. Ia heran apakah perempuan yang disebelahnya merupakan manusia? Ia sama sekali tak terbebani membicarakan madunya. Madu??? Ya benar, madu pilihan istrinya. Gadis tujuh belas tahun yang menjadi pelayan kemudian dipaksa menjadi istri kedua suaminya.

"Kok belok mas?" Alea terkejut membaca sebuah tulisan Klinik kesehatan di Singapura.

"Aku penasaran." Ardhan menggenggam tangan Alea.

Alea menghembuskan nafas kasarnya. Hal inilah yang tidak disukai Ardhan, permaisurinya pasti akan terlihat galau dan tak berselera. Namun di pemeriksaan ini pasti ada yang berbeda, karena naluri kelelakiaannya berkata demikian.

Setelah mendaftar mereka mengantri. Tangan Ardhan terus menggenggam erat tangan istrinya. Ia merasakan dingin mulai menghinggapi tangan lembut yang selalu digandengnya selama sembilan tahun ini.

Tak lama mereka berdua dipanggil. Dokter perempuan bernama Ellie memanggil mereka berdua dan menyarankan Alea untuk mengecek urinnya.

Gelisah menghinghapi Ardhan, ia igin segera tau kabar tentang istrinya. Tak berapa lama keluarlah Alea, menunjikkan raut muka yang begitu terkejut dan bersemu merah.

"Selamat ya pak. Istrinya positif hamil." Dokter Ellie menunjukkan hasil tespek yang baru diterimanya.

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now