TL 44 - Posisi

3K 189 9
                                    

Setiap pejuang berhak mendapat kemenangannya~Author

Alea tidak menerima dengan mudah ucapan Dira. Ia tidak rela berbagi suami dengan wanita lain. Terlebih lagi ia memiliki segalanya.

Alea mengundang Dira dan Ardhan untuk makan di sebuah restoran agar suasananya ganti. Alea berharap Dira akan mengerti keinginannya setelah dengan cara kasar ia tak mampu mendapatkan keinginannya.

"Dira, terima kasih kamu sudah mau datang. Aku akan langsung berbicara ke inti masalah. Aku ingin kamu meninggalkan Mas Ardhan. Tolong kau pikirkan masa depanmu." Dira berbicara dengan lirih penuh penekanan.

"Mbak.. aku ngga mau meninggalkan Mas Ardhan. Kenapa aku harus meninggalkannya? Sedangkan masa depan aku adalah dia?" Dira tersenyum mengejek dan segera menggenggam tangan Ardhan.

"Dir, kamu masih muda. Masa depanmu masih panjang. Dan kau juga perlu nama baik." Alea berusaha membujuk Dira.

"Mas, apa mas bisa memberi tau istri tua mas untuk bisa menjaga sikapnya?" Dira melepas genggaman tanganya.

"Alea, aku mohon hentikan drama ini. Semua akan baik-baik saja." Ardhan menenangkan Alea.

"Dia itu hanya pelakor mas. Aku istri sahmu, ibu dari anakmu." Alea memandang Ardhan penuh kekecewaan.

"Aku mungkin belum sah secara negara, tenang saja.. aku akan segera mengurus semuanya sehingga aku juga sah menjadi istri Mas Ardhan." Dira sangat percaya diri.

"Semua akan sangat sulit Dira." Ardhan menatap Dira.

"Aku tidak percaya padamu Mas. Kau sungguh sangat mengecewakan." Dira menatap Ardhan sambil berlinang air mata.

"Dir, aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa melukai Alea." Ardhan memandang Alea dan Dira bergantian.

"Kau lelaki yang sangat payah mas! Kau sangat jahat!" Alea memandang Ardhan sendu.

"Kalian lah yang membawaku kedalam semua ini. Kalian lah yang mengikatku kedalam prahara ini. Kalian adalah orang yang memberiku kebahagiaan sekaligus kesedihan yang sama besarnya." Ardhan bergetar mengutarakan isi hatinya.

"Kau tidak bisa mengikat 2 ekor sapu dalam satu tiang mas!" Alea tak percaya ucapan Ardhan begitu saja.

"Alea.." Suara serak Ardhan berusaha menenangkan Alea.

"Aku tidak sudi berbagi suami. Aku tidak terima!" Alea sangat marah.

Dira begitu sakit hati mendengar ucapan sepasang suami istri itu. Keduanya sangat egois dengan perasaan masing-masing. Sedangkan Dira hanya menjadi tumbal untuk keserakahan keduanya.

"Aku tak bisa mempercayai kalian berdua. Aku sangat membenci kalian. Dan kau mas! Kau lelaki yang sangat tidak bertangung jawab." Dira mengolok keduanya.

"Aku akan mempertanggung jawabkan semua ini padamu Dira." Ardhan meraih tangan Dira yang akan pergi meninggalkan keduanya.

"Kalau begitu, aku mau jadi istri sahmu mas! Sebelum kau bisa memberiku itu, jangan pernah menemui aku dan Ardi." Dira meninggalkan Ardhan dan Alea sambil menangis.

Susah kalo dapat laki yang maunya dua-duanya

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now