TL 10 - Gosip

4.7K 231 0
                                    

Tak ada kabar yang lebih mengejutkan pagi ini bagi Dira selain kepergian Ardhan dan Alea ke Singapura secara mendadak.

Muncul desas-desus jika pasangan itu pergi kesana karena Dira tak kunjung memberikan anak setelah hampir setahun menikah. Muncul juga bahwa Alea mengajak Ardhan menghindari Dira agar dira pergi dengan sendirinya.

"Tuan dan nyonya sangat terburu-buru subuh tadi ke Singapur, ada apa ya?" Laila si asisten bagian taman berbicara dengan Nurma si asisten kebersihan dalam rumah.

"Entah ya, tapi ku dengar keduanya sempat menyebut nama mbak Dira." Nurma mulai berbisik namun masih terdengar oleh Dira yang bersembunyi.

"Mungkin Nyonya Alea udah ngga tahan, melihat Tuan sering ke tempat Mba Dira." Laila mulai menerka-nerka.

"Ah yang benar saja. Tapi bisa jadi. Aku mau ke dalam ya." Nurma meninggalkan Laila.

Dira merasa risih mendengarkan kabar tersebut. Namun hatinya juga tak bisa memungkiri kemungkinan pilihan Ardhan meninggalkannya.

🌱🌱🌱🌱🌱

Mentari diufuk barat mulai menyembunyikan sinarnya, hari mulai menggelap, menandakan waktu akan berganti.

Angin semilir menerpa seorang wanita yang duduk di tepian kolam ikan sambil memandang kosong ke arah ikan yang sibuk berenang.

Wanita itu hanya diam, tak ada satu pun kata yang mampu terucap dari bibirnya untuk membahasakan rindu yang berkecamuk dalam dirinya.

Bayangan pria yang didambanya semakin jelas terpampang nyata di air kolam yang jernih itu. Bayangan pria yang seakan tersenyum manis pada dirinya.

Airmata sang perempuan itu mulai keluar dari sudut matanya. Wajahnya mulai memrmerah dan semakin sendu. Ia hanya diam dalam isakan lirih tangisnya tanpa bisa merangkai kalimat untuk menjelaskan suasana hatinya.

Aku tau, aku serakah jika aku menginginkanmu yang menjadi miliknya seutuhnya. Aku sadar aku hanyan seorang yang seharusnya menjadi pemberi kebahagiaan pada dirimu, layaknya engkau memberiku kebahagiaan dengan menolong kekuargaku.

Tapi apakah aku salah jika aku juga memiliki perasaan yang sama seperti dia yang telah membayarku untuk memberimu sebuah hadiah mahal?

Aku merindukanmu. Merindukan kata-kata pedasmu, merindukan senyummu untuknya yang kunikmati dalam diam dipersembunyian...

"Mba Dira, ada telpon dari Pak Ahmad." Nurma menyerahkan telepon rumah kepada Dira.

Hai pembaca,,, bagaimana dengan cerita ini? Apakah mengaduk-aduk emosi? Kalo belum, silahkan dicampur garam ya,, biar makin terasa...

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar ya,, agar cerita ini bisa berkembang..

Dan pastikan anda sudah memfollow akun mbak thor yaaa... Agar dapat info cerita terbaru..

Matur nuwun

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now