TL 28- Rindu

5K 254 2
                                    

*)Silahkan mendengarkan lagu Agnes Mo "Rindu" agar feelnya lebih dapat.

Ardhan membaca pesan berantai dari komunitas Mobil Rangouver yang diikutinya. Pesan berantai bahwa ada seorang gadis bernama Indira Trisha sedang butuh donor darah karena kekurangan darah saat proses melahirkan.

Ardhan tak ingin jejaknya diketahui siapapun. Ia bergegas menuju rumah sakit tempat yang ditulis di pesan berantai itu.

"Maaf pak, pasien yang bapak cari memang dirawat di rumah sakit ini. Namun baru check out sepuluh menit yang lalu." Resepsionis di rumah sakit itu memberi tau.

Ardhan segera keluar, ia mencari arah parkiran yang begitu luas. Ia berlari seperti orang yang akan kehilangan nyawa orang yang paling dicintainya.

Gadis memakai daster batik berwarna hijau sambil menggendong bayi dan dipayungi seorang laki-laki yang selama ini ia kenal membuat Ardhan begitu gemetaran.

Wajah cantik itu yang selalu menghiasi malam-malamnya dalam rasa penuh sesal dan penuh kecemasan. Tak menunggu lama Ardhan langsung menghampiri gadis itu.

Memeluk. Ardhan segera memeluk gadis itu itu. Gadis yang memberinya seorang bayi yang diharapkan oleh istrinya.

Dira Pov.

Aku begitu terkejut, sesorang memelukku dan Ardi begitu erat dan begitu hangat. Aku bisa merasakan jantung orang itu begitu kuat berdetak. Dan aku mencium aroma yang selama ini aku rindukan.

Aku tak berani mengangkat wajahku, aku takut saat aku mendongak aku melihat orang lain yang salah orang ketika memelukku. Aku sangat takut jika aku hanya membayangkan semua itu dan nyatanya hanyalah semu.

"Aku merindukanmu." Suara orang yang memelukku itu tidak terasa asing.

Aku hanya bisa menutup mataku dan menangis sejadi-jadinya. Aku takut, aku kalut dan aku hanya bisa menahan semua kalimat yang ingin aku ucapkan.

Ardhan Pov.

Aku hanya bisa memeluknya. Aku dekap dirinya, gadis tangguh yang mengandung benih dariku.

Aku akui aku telah larut dalam perasaan yang paling aku takutkan. Aku takut aku jatuh cinta padanya. Namun nyatanya kepergiannya hanya meninggalkan pedihku.

Kenangan yang pernah dia tinggalkan, rasa benci yang menjadi rasa cinta. Jantungku berdegup kencang. Ia mampu memporak-porandakan hati dan ideologi kesetiaanku pada satu cinta.

Aku merasa sangat bahagia, bisa bertemu kembali dengan dirinya. Airmataku sepertinya menceritakan isi hatiku yang tak mampu ku ungkapkan secara gamblang.

"Aku merindukanmu." Satu kalimat yang mampu aku ucapkan untuk mewakili segala perasaan yang aku miliki.

Kemudian ia menatapku, dan aku hanya mampu menatap matanya yang dibanjiri airmata.

Terima kasih sudah membaca kisah ini. Terima kasih atas vote dan komentarnya serta sudah memfollow akun author.

Mungkin bab selanjutnya sudah tidak mellow lagi,, udah capek author mencari feel agar ceritanya benar-benar hidup.

Terlalu LelahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora