TL -29 Pilihan Terbaik Saat Ini

5.1K 263 5
                                    

*)Masih stay dengan Lagu Agnes Mo yang berjudul Rindu.

Dira segera melepas pelukan Ardhan dengan mendorongnya sekuat tenaga walau perutnya begitu nyeri karena harus mengeluarkan tenaga yang banyak.

Ardhan begitu terkejut dengan perlakuan Dira baru saja. Ia tak menyangka gadis itu akan mendorongnya menjauh. Ia juga melihat gadis itu terburu-buru mendekati pria yang dengan setia memayunginya. Dan bahkan gadis itu menautkan jemarinya ke jemari pria itu.

"Ayo Mas kita pergi." Dira menarik tangan pria yang ia gandeng.

"Kau harus jelaskan semua ini Johan." Suara Ardhan begitu parau karena menangis.

Lelaki yang menggengam tangan Dira hanya bisa berhenti. Ia hanya bisa memandang lurus ke arah depan. Lelaki itu adalah Ismail yang dikenal oleh Dira dan juga asisten Ardhan bernama Johan. Johan begitu gemetaran mendengarkan suara Ardhan yang begitu parau.

Dira terkejut dan menoleh ke belakang, ia memandang Ismail dengan wajah penuh pertanyaan dan mata yang terus berair. Ia merasa dibohongi oleh semua orang, ia seperti masuk dalam lingkaran setan yang akan sulit untuk keluar.

Hati Dira begitu kecewa dan sakit. Hari yang seharusnya bisa ia lewati dengan mudah dan penuh kebahagiaan, namun telah dirusak oleh dua laki-laki yang sama-sama dekat dengan hidupnya. Ia mendengar Ardhi menangis digendongannya, ia hanya bisa menepuk pantat anak itu dengan tangan kanannya sebisa mungkin.

"Lepaskan saja saya." Dira merebut payung itu dan terus berjalan keluar.

Ardhan mengejar Dira dan berusaha merebut payung itu. Dira hanya diam tanpa berbicara sepatah katapun, namun mata dan wajahnya sanggup menjelaskan semua yang ada dihatinya.

"Ijinkan saya memayungimu dan anak saya." Ardhan berhasil merebut payung itu dan kemudian merangkul Dira.

Peluh Dira berjatuhan menikmati setiap langkahnya bersama Ardhan, ia juga menoleh kebelakang melihat Ismail yang hanya bisa diam memandangnya dibawa oleh Ardhan menjauh.

"Terima kasih tuan sudah datang. Tapi silahkan tuan pulang." Dira menghentikan langkahnya.

"Mas, kenapa hanya diam. Ayo kita pulang." Dira memanggil Ismail.

Ismail mendekat dan meraih salah satu ujung kain jarik yang dipakai Dira untuk menutupi Ardi dadi terik sinar matahari jam tiga sore. Ismail juga masih sigap membawa beberapa perlengkapan melahirkan Dira.

"Maaf tuan. Saya dan Mas Ismail harus segera pulang. Mobil cateran kami sudah datang." Dira meminta payungnya kembali.

*)Aloha gaes.. kira² bagusnya Dira kembali sama Ardhan atau dekat dengan Ismail?

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now