TL 8 - Tentang Suamiku

5.4K 224 0
                                    

Alea pov

Aku mengenal seorang pria yang sangat baik saat aku berkuliah di Amerika. Pria itu sangat hangat dan penyayang. Siapapun pasti akan jatuh hati padanya saat tau betapa berkharismanya dia berikut sifat baiknya.

Aku dan dia berpacaran selama tiga tahun, aku mengenalnya saat acara bakti sosial yang diadakan oleh kampus kami. Aku melihatnya sebagai pria yang sederhana namun sangat humoris, msnghiburku yang patah hati karena cinta pertamaku menolakku.

Setahun setelah kami lulus, aku dia mengajakku menikah. Untunglah kedua orang tua kami saling mendukung kami. Semua sangat mudah dan indah bersamanya.

Ardhan Dwijaya Dirgantara, pria yang  selalu memanjakanku. Memenuhi hariku dengan cinta dan kasih sayang. Perlakuan romantis setiap hari membuatku semakin takut kehilangannya.

Sampai pada suatu hari,,,

Dokter mengatakan aku akan sulit memiliki seorang anak secara normal di tahun ketiga pernikahan kami.

Hari terberat dalam hidup bagiku, lelaki yang sangat mencintaiku harus menerima pil pahit kenyataan bahwa istrinya tidak bisa memberinya anak.

Aku melihatnya banyak diam. Ia lebih banyak termenung dan melamun. Sampai badannya berubah menjadi sangat kurus.

Enam bulan ia seperti orang hilang akal, sampai suatu hari disepertiga malam aku melihatnya berdoa sambil menangis, sayup-sayup kudengar perkataannya.

"Ya Allah, aku sangat mencintainya, hingga bagiki tak ada kekurangan berarti dalam dirinya. Ya Allah, kuatkan aku mendampinginya dengan segenap kekuranganku."

Itulah kata-katanya yang membuat aku tersentak. Aku ingin mencoba bayi tabung untuk memberinya hadiah kebahagiaan.

Tepat tahun ke empat aku memulai program bayi tabung agar kami memiliki anak, namu sampai tahun ke delapan, program itu juga tidak ada yang berhasil.

Selama itu aku melihatnya sangat antusias, melihat setiap perjalanan usaha kami berdua. Hingga akhirnya sepertinya tak ada jalan lain.

Aku membutuhkan rahim wanita lain untuk mengandung bayi kami. Dan aku melihat ada seorang pelayan dirumah ayah, ia sangat cantik dan enerjik. Ia ramah dan juga sopan. Jika bayi kami dikandungnya mungkin akan sangat baik.

Semua orang dikeluarga kami setuju, tapi tidak dengan suamiku. Ia sangat marah, aku tak pernah melihatnya semarah itu dalam hidupku. Ia menjadi orang yang sangat dingin dan tak tersentuh. Ia tetap hangat padaku, tapi aku merasakan perbedaan yang besar dalam dirinya.

"Aku akan menurutimu demi cintaku padamu Alea,, namun..." Ardhan diam dan memandang mataku

"Apa?" Aku hanya bisa meneteskan air mata.

"Tidak ada jawaban yang bisa kusampaikan lagi.." Ardhan marah dan meninggalkan kamar kami.

Halo gaes,, cerita ini mengandung unsur plot maju mundur,,, jadi akan sulit dimengerti jika tidak membaca secara urut...

Mohon vote dan komennya donk agar cerita ini bisa berkembang dengan baik...

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now