TL 42 - SUAMINYA & SUAMIMU

3.1K 180 26
                                    

Terkadang, tamparan itu bukan hanya dari tangan, namun kata-kata!~Indira Trisha.

Alea hanya terdiam sepanjang perjalanan. Ia menikmati perjalanan dengan pikiran yang sangat kacau. Hatinya begitu tertampar dengan kalimat terakhir Dira. Ia tak menyangka, gadis polos yang dulu bekerja dirumahnya, kini berubah menjadi momok dalam hidupnya.

Namun, sedikit senyum terlintas diwajah Alea menatap Ardhan dari kaca kecil didalam mobil. Ia merasa Ardhan hanya mencintainya dan tidak memilih Dira sama sekali.

"Kenapa?" Ardhan menoleh dan mengusap rambut Alea.

"Aku bahagia, meskipun seperti ini, kamu masih tetap memilihku." Alea tersenyum simpul.

"Tapi aku juga memilinya Alea." Ucapan tak sengaja Ardhan lolos begitu saja.

"Kamu?" Alea marah bukan main. Dan ia hanya mampu diam saja

Semua asisten rumah tangga begitu terkejut memandangi tuan dan nyonya mereka datang dalam kondisi yang sangat tidak baik. Penampilan kusut dan mata yang bengkak menghiasi penampilan keduanya. Bahkan tak ada satu pun dari mereka yang berani menegur atau hanya sekedar menawarkan minuman.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Alea menyusui Alan disofa, sambil memandang Ardhan yang sudah satu minggu ini tidak mengajaknya berbicara. Sang suami hanya mengajak anak mereka mengobrol atau bermain, namun tidak sedikit pun mengajaknya berbicara.

"Aku akan ke rumah Dira." Alea menggendong Alan dan akan beranjak pergi.

"Apa yang akan kau lakukan padanya?" Ardhan menanyai Alea dengan dingin.

"Membuatnya menegerti." Alea tersenyum misterius.

"Kamu jangan membuat semuanya menjadi lebih sulit Alea. Kau harus mengerti aku." Ardhan menghentikan aktivitasnya memeriksa pekerjaan.

"Kamu suamiku mas. Sudah saatnya dia tau batas mana yang boleh dia lakukan kepadaku dan kepadamu." Emosi Alea mulai naik.

"Alea, aku minta padamu. Berpikirlah dengan jernih." Emosi Ardhan juga ikut naik.

"Mas, jika ada duri pada jalan yang kita tapaki, sudah selayaknya kita membersihkan duri itu dari jalan itu sendiri." Suara Alea begitu lembut, tapi penuh dengan emosi.

"Kau benar Alea. Tapi saat jalan yang kamu lalui itu terjal, bukan berarti kamu akan mengahancurkan jalan itu sendiri kan? Kamu harus memperbaikinya, agar saat kau berjalan dijalan yang sama, kamu tidak akan terjatuh da terluka." Ardhan menimpalinya dengan penekanan yang sama.

"Aku tidak akan berhenti meminta hak ku mas. Aku istri sah mu. Dan aku akan membereskan semua ini." Alea beranjak pergi.

"Apa kau lupa Alea, suamimu juga suaminya!" Ardhan mengejar Alea dan memeluk istri beserta anak mereka.

Kadang pelakor itu merupakan korban dari istri sah yang plin-plan!!

Sorry gaes.. jangan baper ya!!

Terlalu LelahWhere stories live. Discover now