13

3.4K 453 34
                                    

"Aku tidak bisa terus menerima uangmu, unnie."

"Chaeyoung-ah, apa kau benar-benar punya cara lain untuk melunasi tunggakanmu di universitas? Terima saja, huh?"

"Unnie, aku sudah kehabisan ide untuk berbohong kepada Jennie unnie tentang ini. Aku tidak bisa menggunakan alasan memenangkan kompetisi terus menerus, karena terakhir kali Jennie unnie mulai curiga."

Wanita itu memejamkan matanya untuk berpikir. Namun pikirannya juga buntu, mereka berdua telah membuat segala macam alasan untuk menutupi semua ini selama satu tahun terakhir sehingga tidak ada lagi cara lain yang bisa mereka lakukan untuk saat ini.

"Begini saja, gunakan alasan memenangkan kompetisi untuk terakhir kalinya. Aku berjanji, ini benar-benar akan menjadi yang terakhir kalinya." Ucapnya.

Chaeng mendengus, "Bukankah kau baru saja mengatakan bahwa saat uang ini habis kau akan mengirimnya lagi?"

Dia mengangguk dan menghela nafas. "Aish! aku akan memikirkan cara lain sebelum uang ini habis! Setelah itu aku akan mengirim uang untuk terakhir kalinya, percayalah padaku."

"Kata-katamu sungguh tidak konsisten." Dengus Chaeyoung.

Wanita itu menyeringai, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dengan berat hati, Chaeng akhirnya hanya bisa menghela nafas pasrah. Mereka tidak bisa terus membohongi Jennie, tapi wanita yang satu ini tidak akan berhenti meskipun Chaeyoung sudah memohon padanya. Alasan dirinya mati-matian mengejar beasiswa itu juga agar ia bisa menjauh dari wanita ini, tapi sayangnya keadaan tidak berjalan sesuai rencananya sehingga Chaeng tidak punya pilihan selain menerima uang wanita ini.

Pada awalnya ia meyakinkan dirinya untuk menerima uang itu hanya sekali, tetapi segala sesuatu menjadi lebih sulit akhir-akhir ini.

"Daripada membuang-buang uang untuk membantuku, kau seharusnya menggunakannya untuk dirimu sendiri. Kau kaya, tapi lihat penampilanmu!" Chaeng mendecak sebal, menatap miris kepada perempuan didepannya.

Tawa renyah lolos dari bibir pucat wanita itu, "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu. Aku baik-baik saja, kau dan Jennie lebih membutuhkan uang daripada aku. Gaya hidupku memang seperti ini, bukan karena aku berhemat untuk membantu kalian, mengerti?" Ia mengacak-acak rambut Chaeyoung.

"Penggemarmu akan lari jika mereka mengetahui dirimu yang sebenarnya." Sindir Chaeyoung .

Perbedaan nya terlihat sangat jelas sekali, orang-orang mengenalnya sebagai wanita muda berkelas, anggun, berparas cantik serta elegan. Namun tak ada yang tahu bahwa wanita ini, dibelakang layar menikmati kehidupan yang jauh dari kata mewah. Dalam kehidupannya sehari-hari tak ada barang branded di lemarinya kecuali untuk keperluan acara-acara tertentu, tak ada makanan restoran bintang lima, tak ada tempat tinggal mewah dengan semua furnitur canggih. Dibalik kesuksesan yang ia raih di usia muda, ia hanyalah Kim Jisoo, perempuan ceria dan selalu tersenyum yang hidup dengan apa adanya, ia bahkan enggan menyewa hotel dan lebih memilih hidup di dalam mobil selama berada di Korea. 

"Aku tidak takut. Aku lebih takut tidak bisa melakukan apa pun untuk Jennie dan kau. Selain itu, apakah kau melihatku?" Ia merentangkan tangannya bersama seringai percaya diri di wajahnya. "Aku ini Kim Jisoo, tak ada yang akan berlari dariku ketika aku memiliki wajah seperti ini." 

Mendengar itu Chaeyoung tertawa sekaligus merasa bersalah karena terus menolak wanita ini.  Jika saja Kim Jisoo memiliki keberanian untuk muncul di depan Jennie maka mereka berdua tidak perlu menutupi komunikasi yang mereka lakukan selama ini, tetapi sampai sekarang Chaeng masih tidak dapat meyakinkan wanita ini untuk melakukannya, bertemu langsung dengan Jennie.

"Jennie unnie baik-baik saja. Dia bahkan lebih bersemangat dari biasanya sejak kehadiran Lisa." kata Chaeng.

Jisoo berbalik, mengerutkan kening. "Lisa ini, apakah dia benar-benar bukan orang jahat?"

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now