Should I Stay? (JENLISA)

59

Hujan dengan intensitas cukup tinggi mengguyur kota Seoul pagi itu. Dari balik jendela mobilnya yang gelap dan berkabut, Jisoo menatap gedung dua lantai di seberangnya, menunggu sesuatu.

"Aku sudah mengintai tempat ini selama 3 hari. Dan aku hanya melihatnya memasuki tempat ini satu kali. Malam itu keadaannya tidak terlihat baik, Bos." Ucap Hae In yang berada di belakang kemudi.

Bangunan itu adalah sebuah apartemen sederhana, jika dilihat dari besarnya usaha yang dijalani pria itu maka apartemen ini jelas bukan tempat di mana ia akan tinggal. Jelas dia tinggal di sini hanya untuk mendukung identitas palsunya sebagai Leo sang fotografer.

"Aku tidak menyangka Jennie akan berurusan dengan orang seperti dia," Jisoo mengatupkan rahangnya. "Kau tahu, Jung? Kalau ada yang perlu disalahkan di sini, akulah orangnya."

"Anda tidak perlu berkata seperti itu, Nona. Jangan salahkan diri Anda sendiri."

"Itulah kenyataannya. Kalau saja aku muncul lebih cepat, maka kehidupan saudara-saudaraku tidak akan begitu rumit sehingga Jennie tidak akan melakukan apa pun untuk bertahan hidup."

Tentu saja Jisoo harus menyalahkan dirinya sendiri. Dia bertanggung jawab atas semua kekacauan ini karena dia terlalu pengecut selama bertahun-tahun. Tapi tidak ada gunanya menyesali itu sekarang, kan? Tugasnya kini adalah membasmi orang-orang yang ingin merugikan keluarganya. Tuan Moon sudah setuju untuk campur tangan dalam masalah ini selain karena ingin membantu anak angkatnya, pria tersebut mengatakan kasus ini sangat besar.

Jisoo sudah mempertimbangkan semuanya, dia meminta bantuan pada Tuan Moon tidak dengan cuma-cuma, dia tahu jika Tuan Moon mengungkap Shadow World atau apapun itu namanya dan menangkap orang-orang di baliknya maka karirnya kini akan semakin cemerlang sebagai pejabat politik. Dan memang hanya Tuan Moon yang bisa membantunya, karena Jisoo tahu kalau kedudukan pria itu sangat tinggi sehingga lembaga hukum manapun tidak akan menentang perintahnya.

"Aku akan mengantarmu pulang sekarang, Bos. Terlalu berbahaya jika Leo dan anak buahnya muncul di sini dan memergoki kita."

Setelah Hae In berkata demikian, tampak beberapa orang keluar dari dalam gedung, mereka adalah orang-orang yang ditugaskan Hae In untuk memasuki apartemen Leo. Hae In berkata bahwa pria tersebut harus diperingatkan dan disadarkan bahwa dirinya kini menjadi sasaran agar dia tidak leluasa bergerak dan melakukan hal-hal yang akan merugikan keluarga Jisoo, sambil mereka menunggu kabar dari Tuan Moon. Dengan begitu Leo akan lengah dari mengetahui bahwa bisnisnya akan mulai diselidiki oleh Jaksa.

"Bagaimana dengan orang bernama Cha Eun Woo itu?" Jisoo bertanya setelah mobil melaju.

"Kelasnya berbeda dengan Leo meski mereka berada di bisnis ilegal yang sama. Hal itu akan sulit diungkap karena ternyata ada banyak politisi penting yang terlibat dan mendukungnya. Mengenai yang satu ini, kita benar-benar bergantung sepenuhnya pada Tuan Moon karena kami tidak memiliki akses dan kekuatan untuk menembus politisi yang terlibat." Jelas Hae In.

Jisoo menghela napas. "Tingkatkan keamanan untuk Jennie dan Chaeyoung secara diam-diam. Aku merasa orang bernama Cha Eun Woo ini sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya."

Dia telah mempertimbangkannya. Karena itulah dia meminta Hae In mengutus beberapa orang untuk mengawasi dan menjaga sekitar Jennie dan Chaeyoung tanpa sepengetahuan mereka. Orang-orang yang diutus Hae In adalah mantan pengawal-pengawal dari agensi keamanan terhebat yang kemampuannya tidak perlu diragukan lagi, sehingga Jisoo sedikit lega.

"Baik, Bos. Jangan khawatir, aku akan mengurus semuanya dan memastikan mereka aman."

Ia menatap Hae In yang sedang fokus menyetir dari belakang, dalam hati ia lega mempunyai manajer sekaligus bodyguard sepertinya. Lelaki yang sejak usianya masih 18 tahun sudah bekerja di perusahaan keamanan dan mengawal banyak orang-orang penting karena kehebataannya. Karena kalau tanpa pria ini, bagaimana mungkin ia bisa menangani situasi seperti ini?