43 ; Sisi Lain

1.9K 221 13
                                    

Satu pukulan, bola kecil yang sejak tadi hanya disentuh-sentuh ringan menggunakan tongkat golf itu sudah pasti akan jatuh dengan sempurna ke dalam golf hole. Namun pria bersetelan biru tua, yang telah memegang tongkat itu sejak tadi, tidak kunjung mengayunkannya dengan keyakinan.

Dua pria berbadan tegap yang sudah lama mengamati, peluh bercucuran dari kening mereka sebab raut wajah pria yang mereka labeli sebagai Boss itu terlihat tidak bersahabat. Dengan cerutu yang diselipkan di bibirnya, wajah tampa sang Boss yang biasa digilai oleh wanita, bagi mereka terlihat semakin menakutkan.

"Aish ssibal!" Pria itu melempar tongkat golf ke samping. "Ya i saekkiya. Kau benar-benar merusak suasana hatiku."

Menatap tajam pada pria yang duduk di sofa, Cha Eun Woo kemudian meraih segelas wine yang sejak tadi menemaninya. Dengan tangan bertumpu di atas meja, dia menenggak isi gelas itu.

"Leo-ya, menurutmu kenapa aku masih menunggu janji yang kau tawarkan? Apakah kau pikir aku sangat tertarik dengan gadis itu? Tidak, sialan! Aku menunggu karena aku tahu kau menyukai gadis itu, dan aku ingin sekali melihat bagaimana kau akan bereaksi jika aku menidurinya, gadis yang kau sukai. Tapi, setelah beberapa saat aku melihat peluang yang bagus, aku bisa menjualnya ke luar negeri karena pasar di sana pasti akan sangat menyukainya. Itu sebabnya, aku memberimu kesempatan untuk membawa gadis itu ke hadapanku!"

Leo berusaha menahan diri, dia sudah tahu tujuan Eun Woo sejak lama. Jika dia masih seorang Leo yang berpikir bahwa cinta bisa memanusiakannya, maka dia akan langsung menerjang pria ini tanpa berpikir panjang karena menilai Jennie sebagai wanita murahan yang bisa di pakai sesuka hatinya. Tapi sekarang, Leo hanyalah seorang Leo seperti beberapa tahun yang lalu, seperti ketika dia belum bertemu dengan Jennie. Pria yang penuh ambisi dan tidak memikirkan apapun selain kesuksesan dan kekuasaan, jadi dia tidak akan mengeluarkan suara apa pun yang Eun Woo akan lakukan pada Jennie.

"Eun Woo-ya, mendekati wanita itu tidak semudah berurusan dengan pelacur yang sering aku tawarkan. Aku sedikit kesulitan, tapi kupastikan akan membawanya padamu."

"Aku butuh bukti, Leo. Bukan hanya omong kosong. Apa aku terlihat seperti klienmu yang lain? Yang akan jatuh pada janjimu hanya demi tidur dengan pelacurmu? No, dude. Segera setelah klienku dari majalah Wanderlust secara tidak sengaja melihat foto-foto itu di ruang kerjaku, mereka menginginkannya dan menawarkan harga yang fantastis. Kau tahu betapa frustrasinya aku karena tidak bisa menidurinya dan menjualnya sampai detik ini?!"

Leo menyipitkan mata, mendengar nama Wanderlust membuatnya tidak bisa tidak membayangkan bagaimana cara kerjqperusahaan itu. Mereka adalah salah satu perusahaan gelap yang memproduksi majalah dewasa vulgar untuk dipasarkan pada VIP. Tidak seperti majalah dewasa yang sering memuat foto dirinya dan Jennie sebelumnya, perusahaan ini benar-benar lebih seperti industri porno yang di samarkan. Dia bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Jennie benar-benar dibeli oleh mereka.

Tapi sekarang bukan waktunya untuk bersimpati atau kasihan, Leo harus mewujudkan kerajaannya. Tanpa bantuan Eun Woo, mimpinya tidak akan pernah terwujud. Jika rencananya harus gagal hanya karena rasa kemanusiaan, dia tidak akan memiliki keberanian untuk bekerja sama dengan Eun Woo.

Leo tahu bahwa pada awalnya Eun Woo hanya ingin bermain-main dengannya karena dia tidak pernah benar-benar menyukainya. Persaingan mereka di kehidupan malam bukan lagi rahasia di kalangan industri gelap. Eun Woo tidak menyukai Leo sejak dia berhasil membuat kesepakatan dengan rumah produksi film dewasa, meskipun Eun Woo sendiri sudah lama mengincar tender dengan perusahaan itu.

Tak perlu heran, mereka berdua memang merupakan pemain kelas atas di industri prostitusi. Modeling, fashion atau apapun yang berhubungan dengan itu hanyalah penyamaran untuk menutupi aktivitas mereka yang sebenarnya.

Should I Stay? (JENLISA)Where stories live. Discover now